Mohon tunggu...
Istudiyanti Priatmi
Istudiyanti Priatmi Mohon Tunggu... Freelancer - Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

Pendonor darah sukarela dan terdaftar sebagai pendonor kornea mata. Founder: ABK UMKM (Yayasan Griya Bina Karya Anak Berkebutuhan Khusus), KRESZ-KRESZ INDONESIA (Green Juice, Sayur Hidroponik, Bloom and Grow POC). Lulusan Magister (S2) Hukum Bisnis UI, S1 Fakultas Ekonomi UI dan Tarakanita. E-mail: v.istudiyanti.priatmi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waria Bakal Punya Status Gender di KTP

25 April 2021   07:40 Diperbarui: 25 April 2021   11:19 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca artikel di satu media online bahwa transgender atau biasa disebut waria akan memiliki status ke-3 yaitu "transgender" di KTP instead of hanya 2 pilihan gender konvensional yakni: "Perempuan" dan "Laki-laki",  sontak membuat saya terharu.  

Hal ini terkemuka dalam keterangan pers Pusat Penerangan Kemendagri, Sabtu, 24 April 2021.  Langkah Kemendagri untuk membantu pembuatan e-KTP untuk transgender disampaikan lewat rapat virtual Direktorat Jenderal Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kemendagri dengan Perkumpulan Suara Kita.

Langkah Kemendagri saya acungi jempol.  Sungguh ini kemajuan besar dalam menghormati status mereka yang selama ini termarjinalisasi, kaum waria yang dipandang sebelah mata oleh mereka yang relijius dan merasa kaum suci.  Terpinggirkan karena gender mereka, entah karena sebab lahir, mutasi genetik, predisposisi atau lingkungan.

Saya trenyuh membaca peliknya memberi tempat penahanan bagi para transgender yang terjerat kasus hukum.  Ditaruh di penjara khusus lelaki, mereka rawan jadi "garapan" sesama tahanan, sementara bila ditaruh di penjara perempuan ditakutkan ada sifat kelakian yang masih mengendap.  Banyak transgender yang sudah operasi payudara, namun belum operasi alat kelamin.  Sungguh membingungkan.  Belum lagi pemilihan tempat toilet yang sesuai gender ke-3 ini.

"Kawan-kawan transgender ini masih kerap menemui hambatan ketika mengurus layanan publik, terutama terkait administrasi kependudukan. Mungkin karena miskin dan minder, malu, atau hambatan lainnya. Akibatnya, mereka kesulitan mengurus pelayanan publik lain, seperti BPJS-Kes, atau sulit mendapat akses bansos. Padahal banyak di antaranya yang hidup miskin sebagai pengamen dan profesi lainnya," Hartoyo menjelaskan dalam kapasitas sebagai wakil Perkumpulan Suara Kita dalam rapat virtual tersebut.  Kemendagri sudah mendata 112 nama transgender sebagai pilot project.

Sungguh langkah ini merupakan quantum leap menuju penghormatan atas hak-hak transgender yang sejatinya adalah sesama manusia, sama dengan anda, saya, kami dan kita.

Well, kita tunggu demo dan protes dari kaum yang mengaku relijius dan suci atas rencana Kemendagri ini.

Referensi dan foto: Detik.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun