Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ini 3 Kiat Cegah Makanan Jadi Sampah Jelang Perayaan Tahun Baru

24 Desember 2020   07:10 Diperbarui: 24 Desember 2020   14:06 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sisa makanan (Love Food Hate Waste NZ/Wikipedia) via Kompas.com

Suasana jelang Natal dan Tahun Baru identik dengan sukacita bersama keluarga dan sahabat. Tak terkecuali Natal dan tahun Baru di tengah pandemi Covid-19 ini.

Mungkin kita sudah merencanakan acara pesta untuk kalangan keluarga sendiri. Bisa jadi kita juga sudah berbelanja bahan masakan untuk merayakan pergantian tahun.

Apa pun rencana kita, kiranya kita perlu mencegah makanan jadi sampah jelang Natal dan Tahun Baru sebentar lagi.

Makanan sisa yang masih layak dimakan - Rob Greenfield via viveracores.com
Makanan sisa yang masih layak dimakan - Rob Greenfield via viveracores.com
Jumlah sampah makanan di Indonesia
Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Setiap orang Indonesia diperkirakan membuang 300 kg sampah makanan per tahun.

Indonesia bahkan mengalahkan Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab dalam hal food waste ini. Demikian data yang dirilis situs foodsustainability.eiu.com.

tangkapan layar foodsustainability.eiu.com - dok Inspirasiana
tangkapan layar foodsustainability.eiu.com - dok Inspirasiana
Prancis menjadi negara yang paling berhasil mencegah kehilangan dan pemborosan pangan. Ini karena Prancis menerapkan pendidikan dan praktik bisnis yang mencegah makanan terbuang sia-sia. Berdasarkan per kapita, Arab Saudi, Indonesia, AS, dan UEA memiliki limbah makanan tertinggi per orang. 

Pemborosan makanan di negara maju sebagian besar terjadi di tingkat pengecer dan konsumen. 

Di negara berkembang pemborosan makanan masih terutama disebabkan oleh kerugian di tahap pertanian dan pra-pasar, karena kekeringan, bencana alam, infrastruktur jalan yang buruk, dan kurangnya fasilitas penyimpanan dan pendingin.

Beberapa penelitian menemukan lebih dari 60% sampah di dua kota di Indonesia - Surabaya di Jawa Timur dan Bogor di Jawa Barat - bersumber dari makanan.

Sejumlah besar limbah makanan dapat menyebabkan pemanasan global karena makanan menghasilkan gas metana saat terurai di tempat pembuangan sampah. Gas metana 25 kali lebih berbahaya daripada karbon dioksida sebagai gas rumah kaca. Demikian rilis The Conversation.

Tiga Kiat Cegah Makanan Jadi Sampah 
Menyadari tingginya angka sampah makanan di Indonesia, kita perlu melakukan aneka upaya pencegahan setiap hari. Bukan hanya ketika jelang perayaan hari besar keagamaan dan Tahun Baru saja.

Tentu saja, kewaspadaan dan upaya ekstra perlu kita lakukan untuk mencegah melimpahnya sampah makanan pada hari raya.

Pertama, membeli bahan makanan yang kurang awet secukupnya saja
Langkah pertama untuk mencegah sampah makanan adalah dengan membeli bahan makanan secukupnya. Terutama bahan makanan yang kurang awet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun