Mohon tunggu...
insan buana
insan buana Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ridwan Kamil Sudah Pasti Kalah

17 Desember 2017   08:03 Diperbarui: 17 Desember 2017   09:27 4652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari tempo.co

Pria berusia 46 Tahun lulusan ITB jurusan arsitek yang juga lulus S2 di University of California Berkeley ini memiliki segudang prestasi dan aktivitas yang menarik perhatian masyarakat kota bandung khususnya anak muda. Sebelum Ridwan Kamil mendeklarasikan pencalonan dirinya menjadi Walikota Bandung, Ridwan Kamil mulai menginspirasi masyarakat kota bandung dengan Bandung Creative City Forum(BCCF) yang didirikan pada Desember 2008, fokusnya adalah mengembangkan ekonomi kreatif dan menciptakan wirausaha kreatif.

Sebagaimana kita ketahui, Bandung sangat lekat dengan segala hal yang berbau kreatifitas, ini memang menjadi keunikan tersendiri di Kota Bandung, masyarakat Kota Bandung seperti mempunyai gen kreatif yang turun temurun. Maka tak pelak lagi BCCF dengan program-programnya mendapatkan ruang khusus di hati masyarakat.

Saya sudah mulai tampak seperti penjilat disini, kita akhiri saja prolog nya, tapi tunggu masih ada sedikit lagi. Prestasi dari perusahaan yang didirikannya : PT. Urbane Indonesia atau Urban Evolution atau Urang Bandung euy sudah tidak perlu lagi saya tulis disini, terlalu sering dibahas pada artikel atau berita di media. Gerakan sosial yang dipelopori oleh Ridwan Kamil seperti komunitas bersepeda (Bike Bdg) dan pendeklarasian Babakan Siliwangi menjadi Hutan Kota Dunia PBB adalah sebuah gerakan positif yang disambut oleh kelompok-kelompok anak muda, setelah selama ini dipimpin oleh walikota yang (maaf) tuir, konvensional dan sangat birokratif rasanya masyarakat Kota Bandung mulai mendambakan walikota muda inspiratif, penuh ide segar dan tidak hanya memimpin, tapi terlibat didalamnya.

Pandangan subjektif saya sebagai warga Kota Bandung (yang tentu bisa saja pandangan saya ini salah), sebelumnya saya merasa tidak memiliki pemimpin daerah se-level walikota dan gubernur (kalau gubernur sih sampai sekarang tidak terasa perannya) jadi sehari-hari ya berjalan seperti biasa saja tanpa tahu apa prestasi-prestasi dan gerakan-gerakan yang mereka ciptakan, mungkin saja sekali-kali saya mendengar mereka meresmikan ini-itu, kegiatan seremonial ini-itu, tapi ya sebatas itu saja, bayangan saya mungkin saja sibuk rapat di kantor karena memang itu mungkin pekerjaannya. Kasihan juga pekerjaanya pasti membosankan, pikir saya.

Tapi Ridwan Kamil ini terasa berbeda, kampanye politiknya semasa pencalonan terasa seperti sebuah proses untuk meligitimasi gerakan-gerakan inspiratifnya di masyarakat, seperti sebuah playstation yang sering dimainkan di rental-rental pinggir jalan berdebu tanpa AC dengan pintu rental terbuka, tiba-tiba kita ada kesempatan untuk memiliki playstation itu untuk dibawa pulang ke  kamar kita di rumah, tentu tidak akan disia-siakan. Jika Ridwan Kamil menang, saat itu saya berfikir Kota Bandung akan menjadi kota yang keren, akan maju karena ekonomi kreatifnya.

Ini saya buktikan pada saat pemilihan Walikota Bandung, saya yang terbiasa apatis terhadap politik praktis dan golput dari pertama kali saya memiliki hak suara tiba-tiba tergerak untuk "pulang kampung" waktu itu saya sedang bekerja di Kota Semarang. Padahal untuk pulang saja saya jika hitung-hitungan perlu dana dan energi yang tidak sedikit, ah tidak apa-apa demi Kota Bandung. Saya merasa bangga saat itu pada diri saya sendiri, padahal kalau dipikir-pikir tidak ada yang bisa dibanggakan dari ini semua, karena dana saya pulang waktu itu di reimburse ke kantor, dan saat itu memang jadwal saya pulang ke Bandung.

Benar saja, waktu itu Ridwan Kamil menang satu putaran dengan peroleh suara 45,24 %, saya sungguh senang waktu itu, Bandung bakal keren nih! Selama menjabat, ternyata memang Ridwan Kamil ini benar-benar out of the box, fokusnya adalah menaikan index of happiness, implementasi di lapangan bisa bermacam-macam, reformasi birokrasi, pembangunan taman, infrastruktur, ruang-ruang kreatif dan lain-lain. Prestasi nya pun diakui oleh bermacam-macam penghargaan dari lembaga/pihak yang kredibilitasnya tidak diragukan.

Pertama kali saya berhubungan dengan Pemerintah Kota Bandung adalah waktu saya hendak membayar pajak daerah, saya terbiasa membayar kewajiban saya disebuah ruangan jadul seperti ruang guru waktu saya masih SD dan disambut oleh PNS-PNS yang kurang ramah, tetapi saat Ridwan Kamil menjabat, ruangan itu berubah seperti saya mendatangi sebuah BANK, sangat modern, furniture dan lighting yang cukup mewah, tempat duduk nyaman, para CS dan Teller yang cantik, tampan, ramah, ya Allah, Gusti nu maha agung, boleh gak sih saya meneteskan air mata bahagia disini?

Oke cukup. Saya tidak ingin terlihat seperti team sukses Ridwan Kamil yang menyamar menjadi penulis kompasiana disini. Rasanya sudah cukup pujian-pujian yang saya berikan. Sekarang, ijinkan saya membuat kalimat keras dan lugas yang objektif untuk Ridwan Kamil. Bahwa anda pasti kalah pak! Anda sudah pasti kalah kalau anda mencalonkan diri jadi Gubernur Kalimantan Barat, kalau mau menang, calonkan diri jadi Gubernur Jawa Barat! Berikan ide segar dan energi positif anda kepada saudara-saudara kami lainnya di Jawa Barat, mereka juga berhak bahagia seperti warga Kota Bandung, kami dukung!

Terhubung dengan penulis

Twitter : insanbuana

Facebook : insan buana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun