Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada 3 Alasan Setop Bercerita tentang Buku Kesukaan Masa Kecil

19 Mei 2021   04:50 Diperbarui: 19 Mei 2021   22:01 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chatlyn: Dokumen pribadi oleh Ino

Saya menjadi sadar dengan globalisasi dunia kehidupan anak-anak sekarang berawal dari perjumpaan saya dengan Cathlyn, seorang anak berusia 3 tahun. Ibunya berasal dari Kalimantan, sedang ayahnya dari campuran Cina-Belanda. Mereka tinggal di Jerman.

Suatu hari saya diundang ke rumah makan punya mereka di Weinheim. Kami duduk bercerita dengan ibunya Cahtlyn. Tiba-tiba Cahtlyn datang membawa air. Demikian pula ketika setelah selesai makan, Cahtlyn tanpa diminta maminya, ia membawakan kepada saya Nachtisch, makanan penutup.

Saya tidak pernah menemukan pengalaman berjumpa anak kecil seperti itu. Bukan cuma itu lho, Cahtlyn punya kehebatan lainnya yang bagi saya luar biasa hingga menyeret saya untuk berpikir terus-menerus, mengapa bisa seperti itu.

Cahtlyn yang berusia 3 tahun itu bisa berbicara 5 bahasa: bahasa Inggris, Jerman, Indonesia, dan dua bahasa China. Bagaimana anak-anak bisa punya kemampuan seperti itu?

Tentu Cahtlyn anak jenius dan beruntung karena hidup bersama keluarga yang bisa berbicara 5 bahasa itu. Nah, globalisasi saat ini merupakan kenyataan yang telah menyatu dengan dunia kehidupan anak-anak, bahkan kita tidak bisa sembunyikan atau pisahkan lagi.

Program online sudah memungkinkan anak-anak bisa belajar bahasa sesuka hati mereka, tentu akan lebih baik dengan melalui bimbingan guru atau orang tua. Saya melihat ini sebagai peluang dan juga tantangan bagi orang tua. 

Jika orang tua tidak bisa mendampingi mereka, maka sebetulnya guru-guru itulah yang mesti mendampingi mereka. Pendidikan dengan visi go international rupanya sudah tidak perlu tunggu lama-lama lagi.

Nah, bukan cuma soal mereka harus belajar bahasa, tetapi pengalaman anak-anak generasi sekarang belajar dan bergaul dengan segala perkembangan teknologi ini sebenarnya adalah potensi untuk menghasilkan sebuah buku.

2. Anak-anak zaman sekarang umumnya punya daya kreativitas yang tinggi

Saya yakin tidak semua orang tua bisa lebih hebat dari anak-anak dalam hal penguasaan teknologi komunikasi. Kalau benar kenyataannya demikian, mengapa orang tua tidak punya cita-cita untuk belajar baca buku anak-anak atau sama-sama belajar lagi sambil membimbing anak-anak kepada nilai-nilai yang positif dan baik untuk kehidupan.

Kemampuan lebih anak-anak zaman sekarang harus tetap diarahkan dengan sadar. Kemampuan lebih itu sangat mungkin adalah potensi yang sangat sensitif untuk sesuatu yang baik kalau diarahkan untuk hal yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun