Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Risiko dan Tantangan Pembelian Alutsista TNI dari "Barang Asing"

26 April 2021   01:59 Diperbarui: 26 April 2021   03:07 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelian Alutsista TNI dari militer. or. id

Evaluasi dan perspektif baru dibutuhkan agar tingkat ketergantungan pada "barang asing" disadari, hingga menaikan  kepercayaan publik pada produksi karya anak bangsa dalam negeri.

Membaca dan mencermati kembali daftar kecelakaan alutsista TNI/POLRI sejak tahun 2015 sebagaimana dilansir Kompas TV (25/04/2021) spontan menyisakan pertanyaan dalam benak saya: Mengapa begitu banyak kecelakaan terkait alutsista itu? 

Tidak menuduh siapa-siapa, tetapi ulasan ini hanya merupakan pandangan kritis tentang keadaan nyata yang mungkin terus berulang dan menorehkan konsep tidak sedap tentang bencana alutsista di Indonesia.

Memang ada sisi lain dari bencana dan kecelakaan seperti itu, ya ketika proses evakuasi dilakukan dengan cepat dan berhasil, maka berita tentang reputasi personil TNI dan POLRI kita menjadi trending topik dunia.

Pertanyaannya itukah yang kita cari? Saya harap tidak demikian. Kita bisa mencari reputasi lain yang tidak datang setelah banyak orang meninggal. Reputasi kecerdasan untuk menciptakan alutsista yang berkualitas dunia adalah refleksi sekaligus tantangan bangsa saat alutsista yang dalam tanda petik barang-barang asing itu ternyata bisa dibeli, namun sekaligus menyimpan janji pasti tentang duka dan bencana.

Mau pilih mana, alutsista bekas asing yang kelihatan modern, meski kita tidak tahu seperti apa ketangguhan dan kualitas sebenarnya atau mencoba produk negeri atau memacu anak bangsa untuk menghasilkan sendiri.

Nanggala bisa menjadi sorotan tantangan untuk anak bangsa untuk memikirkan kembali kegemaran membeli barang asing teristimewa alutsista untuk kepentingan pertahanan bangsa.

Pengakuan tentang "barang asing" memang tidak bisa kita hindari, bahkan dari ungkapan "barang asing" itu sendiri tersembunyi makna yang kadang diterima tanpa dikaji dengan kritis.

3 arti dari barang asing:

1. Barang asing berarti barang yang tidak dikenal dengan baik

Sehebat-hebatnya seseorang mempelajari barang asing, dia tetap menemukan kejutan saat berjumpa dengan sistem teknik yang baru. Saya ingat ada seorang teman saya yang empat tahun tinggal di Chicago, lalu kembali ke Jerman beberapa bulan untuk mempelajari bahasa Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun