Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Alasan Mengapa Guru di Desa Itu Beruntung?

10 April 2021   15:42 Diperbarui: 10 April 2021   15:53 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: guru di desa dari paceko.com

Saya bukan seorang guru, tetapi saya pernah mengenal guru-guru yang pernah mengajar saya dan tinggal di desa. Mereka adalah orang yang paling beruntung. Ingatan dan pengalaman menjadi murid dari guru-guru itu membuat saya berani mengatakan bahwa guru di desa-desa itu adalah orang yang paling beruntung. Pertanyaannya mengapa guru-guru  di desa-desa adalah orang yang beruntung?

Ada 5 Alasan mengapa guru di desa itu beruntung:

1. Peluang untuk kerja sampingan

Alasan keberuntungan guru di desa pertama-tama karena guru di desa memiliki waktu dan peluang yang besar untuk melakukan kerja sampingan. Apalagi menjadi guru di desa tempat asalnya. Umumnya guru di desa punya kebun kakao, punya kebun cengkeh, vanili, kebun kemiri. Kerja sampingan seperti itu terlihat sepele, tapi sebenarnya itu cuma sampingan di mata seorang guru di desa. Sebaliknya, di mata kaum petani desa, kerja sampingan itu, bukanlah kerja sampingan yang bisa dianggap murahan, melainkan kerja pokok. 

Di mata petani desa, kesejahteraan seorang guru di desa sudah pasti jauh melebihi kesejahteraan petani. Kerja yang pokok untuk petani desa dianggap sampingan, padahal hasilnya sama atau bahkan lebih besar. Dari sisi kerja sampingan, guru di desa memang sungguh beruntung. Jika hasil tanaman atau panen gagal, mereka masih punya gaji tetap, tetapi tidak seperti itu bagi petani desa. Gagal panen itu adalah bencana.  

2. Belanja rumah tangga bisa dikurangi asal kreatif

Keberuntungan guru di desa yang kedua berurusan dengan belanja rumah tangga. Ada guru-guru yang kreatif dan rajin yang pernah saya lihat. Waktu setelah jam sekolah, mereka sibuk dengan menanam sayuran, dan jenis tanaman lainnya yang menjadi kebutuhan sehari-hari di dapur keluarga. Bahkan ada juga yang karena hobi bisa beternak ayam, dan bahkan ada juga guru yang punya kuda bagi yang menyukai kuda. 

Kerja sampingan bagi beberapa guru di desa memang bisa dikatakan menyenangkan. Mereka bisa menghemat biaya pembelanjaan rumah tangga, dan bisa juga menyalurkan hobi mereka.

3. Memiliki peluang mengembangkan metode pendidikan yang baru

Guru di desa memiliki peluang untuk mengembangkan metode pendidikan yang baru. Kehidupan yang akrab dengan alam, budaya masyarakat menjadikan mereka guru yang kreatif. Ya, kreatif dalam memberi contoh dan menanamkan nilai-nilai yang penting untuk kehidupan. Dari kerja sampingan seorang guru di desa, sebetulnya sudah mengajarkan bukan hanya kepada anak didiknya, tetapi juga kepada masyarakat sekitar bahwa kerja tangan dan menjadi kreatif itu bukan karena krisis ekonomi, tetapi nilai yang penting untuk suatu kemandirian. 

Cukup banyak masyarakat yang berpandangan seperti ini: sekolah itu supaya suatu ketika menjadi pegawai negeri. Ketika orang menjadi pegawai negeri, itu berarti orang tidak bekerja pun bisa tetap terima gaji. Cara pandang seperti ini sering menjadi alasan mengapa orang tidak jujur dalam pengelolaan keuangan, tidak lain karena mau supaya memperoleh status punya gaji tetap, tanpa banyak bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun