Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran tentang Jaringan Spiderman dari Mama Theresia

21 Februari 2021   16:07 Diperbarui: 21 Februari 2021   16:51 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Ino / dokpri

IDE dan gagasan bagi saya terasa seperti angin sepoi-sepoi, datang begitu halus dan ramah, lalu singgah sebentar di benak, lalu pergi lagi entah ke mana, gak tau juga kapan bisa kembali datang. 

Kadang-kadang menjadi tidak enak kalau sang IDE itu datang waktu lagi enak "leyeh-leyeh" (tidur-tiduran santai dan sedikit malas) dalam bahasa Jawa. Bahkan datangnya tanpa kata-kata yang keras, namun bisikan halus dengan nada perintah itu selalu ada: Ayo nulis sekarang!

Ini gara-gara kompasiana, hidup akhirnya sungguh dibawa ke alam bebas untuk menangkap sang IDE yang sedang terbang melayang-layang, seperti sedang bertolak ke tempat yang dalam. Perjumpaan misterius antara ide dan kompasiana menjadikan dunia ini berubah, ya bagi saya jadinya seperti puncak dari pencarian saya selama ini.

Hidup ini berarti, jika bisa berbagi dan jangan pernah terlambat berbagi. Maaf ini menjadi semata motto hidup saya. Ada hal paling saya takutkan dalam hidup ini yakni terlambat berbagi, lalu harus pergi tanpa bisa punya kesempatan untuk berbagi lagi. 

Oleh karena itu, pagi ini saya ingin mengatakan bahwa pagi-pagi buta, saya telah menyambut kedatangan wajah maya dari sang Ide, yang mengajak saya ayolah tulis tentang pelajaran Spiderman mama Theresia Nembo." Maaf, Theresia adalah nama ibu saya. Ibu Theresia adalah orang biasa yang tidak berpendidikan. Dia lah yang melahirkan saya pada 28 Juli 1978.

Anehnya, saya sendiri tidak tahu persis kapan ibu saya lahir dan berapa usianya sekarang. Yah, saya hanya menduga dan kira-kira, berdasarkan perhitungan usia sang kakak pertama plus usia ia menikah. Mengapa tanggal lahir ibu saya tidak tertulis? 

Pertanyaan ini telah memotivasi saya untuk menulis. Tahun 1985 saya belajar membaca dan menulis pada sekolah Katolik SDK Paumere. Waktu itu, saya baru tahu coretan-coretan pada kusen pintu dan jendela rumah adalah catatan-catatan penting dari sang ayah. 

Ya, catatan tentang tanggal lahir, tanggal masuk sekolah, tanggal mulai berkebun, tanggal pembayaran uang sekolah, tanggal arisan, dll. 

Saya masih ingat tulisan 28-7-1978 itu pernah tertulis pada dinding paling atas dekat pintu dalam rumah, sedikit lebih tinggi di bagian atas, bahkan saya tidak bisa menjangkaunya. Tulisan tanggal lahir pada dinding bambu cincang dengan menggunakan arang kayu api yang sudah terbakar. Itu kisah keterbelakangan wilayahku pada tahun itu.

Pada tahun-tahun yang belum terlalu jauh dari angka Kemerdekaan Indonesia, siapa dan apanya Flores itu. Tentu lah, begitu jauh dari kemajuan, di sekolah saya orang menulis dengan batu kalam dan arang. Saya melihat ayah saya menulis dengan arang api. Maaf, tentang sang ayah mungkin di sesi berikutnya, karena kali ini saya ingin cerita tentang ibu, soalnya hari ini adalah hari bahasa ibu Internasional.

Sekurang-kurangnya saya punya banyak teman dari beberapa negara yang pernah tinggal bersama serumah. Hal menarik adalah semuanya mengerti satu kata ini: Mama". Karena itu bahasa ibu secara metaforis yang telah dikenal internasional itu bukan ibu, tetapi mama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun