Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Hati ke Hati

2 Februari 2021   11:20 Diperbarui: 2 Februari 2021   11:32 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi yang unik di Eropa, terasa berbeda dari cerita di kampung halaman. Kalau di kampung, saya mendengar suara ayam berkokok atau suara panggilan untuk berdoa dari masjid. Di sini, terdengar cuma riak yang silih berganti lalu lalang kendaraan.

Pagi ini saya bangun dengan rasa badan sehat dan pikiran segar, mungkin karena semalam tidur lebih awal dan lama. Saya sungguh bersyukur atas kesehatan yang diberikan secara gratis ini.

Tiba-tiba terdengar pesan whatsapp masuk. Saya membuka dan membacanya, ternyata pesan itu tidak lagi sama seperti hari kemarin. Oh Tuhan, syukur dan syukur. Irama hidup ini terus berubah, sekurang-kurangnya saya bersyukur bahwa pagi sebelum datang ya wajar, saya telah membaca sebuah pesan bukan lagi tentang kepergian seorang teman, atau bukan lagi kisah pilu tentang serangan covid pada dua mantan dosenku di Flores.

Hari ini ternyata sudah berbeda dari hari kemarin. Kesadaran inilah yang membuat saya bisa bersyukur lagi pada hari ini. Memang tidak mudah orang melepaskan rantai ingatan akan masa lalu. Duka dan sedih akan panjang, jika orang tidak memiliki kemampuan untuk melepaskan semuanya (loslassen).

Pagiku disambut dengan pertanyaan dan pernyataan dari seorang teman. Tulisnya: "Apakah yang harus saya lakukan, ketika dalam satu perusahaan ada perpecahan di kalangan senior? Sementara direktur utamanya adalah seorang yang lebih mudah?" Pernyataan: "saya sungguh terbebani oleh situasi seperti itu." Apa yang harus dilakukan?

Saya hanya bisa menjawab bahwa saya bukan seorang ahli manajemen yang tahu dengan baik bagaimana memanage suatu perusahaan. Karena itu, saya hanya memberikan beberapa saran sejauh dianggap berguna dari pengalaman diaspora saya di Eropa:

1. Orang perlu sadar bahwa di mana-mana selalu ada persoalan, tetapi tidak harus semua persoalan itu membuat hubungan persaudaraan kita menjadi pecah berantakan.

2. Setiap usaha apa pun yang kita miliki, selalu ada sejarah awalnya. Sejarah awal itu selalu memiliki energi cinta yang mesti terus dikenang, dibaca, didengar, direnungkan dan disesuaikan.

3. Inisiatif seorang direktur mesti ada untuk membuka ruang komunikasi yang transparan. Hal inilah yang sangat penting yang saya namakan "Komunikasi dari hati ke hati." Tanpa komunikasi jenis ini, semua persoalan tidak bisa diselesaikan dengan tuntas dan sehat.

Dalam komunikasi dari hati ke hati akan lahir Keterbukaan, pengertian, sesal dan maaf, bahkan pelukan dan air mata pengampunan.

Sayangnya, orang tidak selalu bisa untuk melakukan ini. Karena itu, penginisiatif mesti memiliki kesiapan batin, pendekatan yang ramah, santun dan peduli sebelum memulai "komunikasi dari hati ke hati."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun