Mohon tunggu...
mona ^_^
mona ^_^ Mohon Tunggu... -

Chocolate lover | Travelling holic | Lovely alone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak akan Bumpet

29 Maret 2011   23:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:18 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersabar saat sedang tak punya apa-apa, saat sedang susah, mungkin lebih ringan dibandingkan saat sedang bertabur nikmat, saat sedang bahagia.

Di kota itu, di seberang selat sunda. Adalah sebuah toko grosir yang menjual berbagai sandang dan kelengkapannya, dari sandang untuk bayi sampai orang dewasa, termasuk perlengkapan haji. Di toko ini bisa beli grosir dan eceran, semua dilayani.

Mari kita bercerita dari sisi materi. Sebenarnya toko dengan pemilik yang sama ini ada 2 toko dengan jarak tidak terlalu jauh, masih di pusat perbelanjaan di kota kami. Yang berbeda adalah yang satu toko yang melayani grosir besar tanpa penataan yang terlalu apik namun lengkap (dari yang murahan sampai mahal), sementara yang satu lagi toko yang lebih banyak melayani pembelian eceran yang barang-barangnya khusus yang berkualitas bagus dan ditata lebih apik.

Setiap tokonya berlantai 5, persis seperti ruko, semua berisi barang, penuh, hanya sedikit tempat untuk lewat. Di setiap sudut juga beberapa di tengah ada pelayannya, untuk satu toko ada lebih dari 40 karyawan yang melayani, belum termasuk kasir dan pembuat nota. Untuk toko grosir, nota pembelian satu pembeli bisa mencapai Rp.36 juta, kisaran yang paling banyak adalah Rp.5 juta – Rp. 30 an juta. Walaupun tetap ada yang membeli eceran dan hanya mengeluarkan beberapa puluh ribu rupiah.

Lalu, apa istimewanya? Bukankah sudah biasa toko besar beromset sebanyak itu, punya karyawan banyak juga?

Istimewanya adalah list di bawah ini (fyi, Bapak kenal dengan pemiliknya, juga akrab dengan kepala karyawannya dan kenal dengan beberapa karyawan lain. Kebetulan saya juga sudah beberapa kali ke sana.) ;

  • Setiap jam sholat (dzuhur dan ashar, waktu buka toko pagi-sore) toko akan tutup sementara untuk memberikan kesempatan menunaikan sholat, meskipun saat itu toko sedang sangat ramai. Menjelang adzan, pemilik toko atau salah satu karyawan akan mengumumkan melalui mikrofon : “ Kepada seluruh pengunjung, waktu sholat dzuhur/ashar sudah masuk, kita akan tutup sebentar untuk menunaikan sholat. Silahkan periksa kembali barang bawaan, jangan sampai ada yang tertinggal. Kita lanjutkan jual-beli setelah sholat.” Sementara pengumuman disampaikan, beberapa karyawan menarik pintu besi menutup toko.
  • Setiap tahun, pemilik toko ini ‘menaikkan’ haji 2 orang karyawannya.
  • Seluruh karyawannya tidak boleh merokok (oya, semua karyawannya laki-laki). Bahkan di tokonya ditulis “ MEROKOK MAKRUH “. Begitulah lingkungan dibentuk, tak ada satupun pembeli yang merokok ketika sudah masuk ke tokonya. Kalaupun ada yang mau merokok, mereka keluar toko dulu.
  • JUJUR. Salah satu modal pedagang adalah jujur tentang barang dagangannya. Begitu pula di toko ini. Karyawannya akan mengatakan kualitas barang dengan sebenarnya. Jelek akan dikatakan jelek, bagus akan dikatakan bagus. Begitu pula dengan barang yang sudah ‘cacat’ akan diberitahukan kepada pembeli, meskipun beberapa barang tidak dipotong harga karena tingkat ‘cacatnya’ sedikit.

Poin-poin itulah yang tertangkap mata. Tidak khawatir pelanggan jadi kesal karena saat asyik berbelanja diminta keluar saat jam sholat. Tidak khawatir tak ada yang mau jadi karyawan karena tak boleh merokok dan ‘dipaksa’ sholat jama’ah. Tidak khawatir harta berkurang karena mengeluarkan uang banyak untuk memberangkatkan haji. Tidak khawatir tentang semua yang Alloh janjikan saat berpegang pada tali agamaNya.

Ternyata semua itu tidak membuat rezeki menjadi ‘bumpet’, justru Alloh tambah. Barokah.

#gambar dari google

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun