Mohon tunggu...
Ingkian Sand
Ingkian Sand Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Tidak perlu bio

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kampus Ladang Mencari Jodoh

23 April 2018   09:16 Diperbarui: 23 April 2018   09:55 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi warga dari sebuah perguruan tinggi merupakan kebanggaan tersendiri. Pun menyandang status sebagai "anak kampus" tentu menjadikan para mahasiswa sedikit berbeda dengan orang-orang yang ada di luar kampus. Apalagi jika seorang mahasiswa mampu menunjukkan eksistensinya sebagai anak kampus yang pantas diperhitungkan peranannya di masyarakat.

Hal itu nampaknya memang sesuai dengan Tri Dharma mahasiswa yakni, pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta puncak dari semua itu adalah pengabdian kepada masyarakat. Semua jerih payah diberikan kepada masyarakat. Apalagi ditambah dengan Tri Logi mahasiswanya yang sangat dahsyat. Kurang hebat apa coba?

Namun, semua pernyataan luhur tersebut nampaknya sudah tidak begitu pantas diberikan kepada mahasiswa. Sebab, salah satu dari pernyataan tersebut; Tri Dharma mahasiswa terganti dengan yang lain semisal perkenalan dan pendekatan, penjajakan, serta puncaknya adalah pacaran dan alhamdulillah kalau sampai jenjang pernikahan.

Kini mahasiswa tak lebih hanyalah segerombolan manusia yang berangkat dengan penampilan modis bin hedonis untuk sejenak menghuni gedung-gedung megah dengan fasilitas yang teramat waaah, lalu pulang dengan geberan motor yang teramat gagah dan mewah. Dipihak lain ada yang sibuk berkaca dan memoles wajahnya dengan kosmetik untuk memperjelas bagian yang sedikit pudar, ditambah dengan busana yang melilit walaupun tubuhnya sebenarnya mekar. Untuk apa semua itu? Jangan berlagak tolol! Ya untuk menarik lawan jenis lah.

Ya! mereka adalah manusia yang diagung-agungkan oleh berbagai lapisan masyarakat, wa bil khusus sangat diharap-harapkan oleh orang tuanya yang rela merogoh saku sedalam-dalamnya hingga tak terasa sampai jebol.

Sudah, sudah! Tidak baik menggunjingkan mereka. Setidaknya mereka sekarang sudah mulai rajin menabung; menabung untuk keberlangsungan hubungan mereka. Kuota jangan sampai habis, apalagi uang. Haram hukumnya kalau sampai habis.

 Sepik sepik sepik...

Sadar, sadar!!

Ayolah kampus bukan mall yang bebas berpenampilan modis dengan sepatu hak tinggi dan busana lontongnya. Kampus bukan ajang fashionshow dengan jalan lenggak-lenggoknya di catwalk. Kampus bukan ajang atau ladang untuk mencari jodoh seperti halnya take me out.

Oleh karena itu seharusnya kita bangun dan membuka mata bahwa telah terjadi pergeseran nilai. Dan sudah sepatutnya kita menata hati dan memperbaiki niat kembali. Karena segala sesuatu yang dilakukan tergantung dari niatnya, setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Mari kita kembali meluruskan essential seorang mahasiswa.

Sehingga apa yang terpatri dibenak masyarakat mampu kita tumbuhkan kembali. Kembali menjadi mahasiswa yang cerdas dan berkarakter. Kembali menganut Tri Dharma perguruan tinggi yang sebenarnya. Buktikan bahwa mahasiswa adalah orang-orang yang memang dibutuhkan oleh masyarakat dan Negara. Dan tentu sangat tidak akan berlebihan jika mereka menobatkan kita sebagai agent of change, social control dan iron stock.

Nb: Bukan untuk kamu, dia dan mereka. Tapi untuk saya, sebab saya mahasiswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun