Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Tangerang Banten Diberikan Bekal Informasi HIV/AIDS yang Benar

30 Oktober 2022   10:13 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:04 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengarahan Sekretaris KPA Kab Tangerang, Banten, Efi Indarti, SKM, MKes, di workshop KPA Kab Tangerang, 29 Oktober 2022. (Foto: Syaiful W Harahap)

KPA Kab Tengerang gelar workshop sehari bagi pelajar SMA dan SMK agar memahami HIV/AIDS dengan informasi yang benar

Seperti yang dipikirkan banyak orang, Nabil Marsya, pelajar SMAN 3, Kab Tangerang, Banten, semula menganggap bahwa "Orang AIDS itu ya sakit dan dirawat di rumah sakit."

Hal itu disampaikan Nabil di sela-sela Workshop Peningkatan Kapasitas Relawan Peduli HIV/AIDS yang diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kab Tangerang, Banten, di Aula Gedung Dharma Wanita (Pendopo Bupati) Tangerang di Kota Tangerang, Banten, 29 Oktober 2022.

Itu adalah contoh yang sangat umum yang ada di dalam pikiran banyak orang di Indonesia tentang Odha (Orang dengan HIV/AIDS). Hal itu terjadi antara lain karena mereka tidak memahami HIV/AIDS dan tidak pula pernah bertemu dengan pengidap HIV/AIDS.

Pemahaman salah itu diperburuk dengan informasi di sebagian besar media massa dan media online yang sering dan selalu menampilkan foto-foto Odha dengan kondisi yang memprihantikan. Padahal, kodisi fisik pengidap penyakit lain juga ada yang lebih parah jika dibandingkan dengan Odha.

Lagi pula kondisi fisik yang mengenaskan itu terjadi ketika belum ada obat antiretroviral (ARV) yang bisa menekan replikasi (penggandaan) HIV di dalam tubuh orang yang HIV-positif.

Suasana di Workshop Peduli HIV/AIDS yang diselenggarakan oleh KPA Kab Tangerang, Banten, 29 Oktober 2022. (Foto: Dok KPA Kab Tangerang/Wahyu)
Suasana di Workshop Peduli HIV/AIDS yang diselenggarakan oleh KPA Kab Tangerang, Banten, 29 Oktober 2022. (Foto: Dok KPA Kab Tangerang/Wahyu)

Sejak 20 tahun yang lalu kalangan medis dunia sudah meresepkan obat ARV kepada orang-orang yang terdeteksi HIV-positif agar fisik dan kesehatan mereka tetap terjaga dan tetap bisa aktif dalam kehidupan sehari-hari. Semula UNAIDS (Badan PBB yang menangani HIV/AIDS) menetapkan syarat pemberian obat ARV, tapi belakangan aturan tersebut dihapus dan setiap orang yang terdeteksi HIV-positif langsung meminum obat ARV.

Ketika epidemi HIV/AIDS jadi persoalan besar di sektor kesehatan yang dihadapi pemerintah, celakanya pada saat yang sama banyak orang yang tidak memahami HIV/AIDS sebagai fakta medis.

Akibatnya, yang tumbuh subur di masyarakat tentang HIV/AIDS hanyalah mitos (anggapan yang salah), seperti mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan moral yang bermuara pada stigma (pemberian cap buruk) dan diskriminasi (pelakuan berbeda) terhadap warga yang mengidap HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun