Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ironi Penanganan Pandemi Covid-19 di Korea Selatan

9 Mei 2022   17:40 Diperbarui: 9 Mei 2022   17:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Warga Seoul, Korsel, pakai masker di tengah pandemi Covid-19, 16 Maret 2022  (Foto: reuters.com - REUTERS/Heo Ran/File Photo)

Banyak kalangan melihat Korsel bisa kebobolan penyebaran Covid-19 karena mengendorkan pembatasan ketika kasus harian tetap kecil, terutama karena Delta dan Omicron

Ketika banyak negara kewalahan menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) di awal-awal pandemi dengan melaporkan banyak kasus, Korea Selatan (Korsel) justru sebaliknya. Negeri Ginseng itu dari awal pandemi (akhir Desember 2019) sampai tahun kedua pandemi jumlah kasus di bawah 1 juta, sementara banyak negara melaporkan kasus lebih dari 1 juta.

Bahkan, untuk mencapai jumlah kasus 1 juta, tepatnya 1.009.688, di Koresel pun diperlukan rentang waktu 799 hari atau 2 tahun 1 bulan dan 6 hari yaitu pada tanggal 6 Februari 2022.

Laporan terbaru di situs independen, worldometers, tanggal 9 Mei 2022   menunjukkan jumlah kasus Covid-19 di Korsel sebanyak 17.564.999 dengan 23.400 kematian. Dengan jumlah ini Koresl ada di peringkat ke-8 pandemi global. Hanya saja jumlah kematian di Korsel rendah yaitu 23.400.  

Kasus harian baru Covid-19 yang terus meroket di Korsel sangat ironis karena negeri itu pada awal pandemi bisa menahan laju penyebaran Covid-19. Bahkan, negeri itu membalikkan perkiraan banyak kalangan yang mengatakan Korsel akan jadi 'neraka' pandemi virus corona karena dekat dengan China dan jadi tujuan utama pelacong asal Wuhan, kota tempat kasus virus corona pertama kali terdeteksi, serta pelancong China umumnya.

Kalangan pakar menyebut banyak pelancong dari Wuhan yang merayakan imlek tahun 2020 ke Korsel dengan Covid-19 tanpa gejala. Tapi, dengan langkah-langkah yang konkret Korsel bisa mencegah penyebaran Covid-19 di saat ratusan ribu pelancong Wuhan datang ke Korsel.

Korsel malarang warga yang tidak terkait langsung dengan pariwisata ke luar rumah, sedangkan warga yang bekerja di sektor pariwisata menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Selain itu Korsel juga jadi negara pertama di dunia yang menjalankan tes Covid-19 sccara massal dengan skala nasional. Korsel pun menjalankan tes lantatur [drive-thru - layanan tanpa turun; pengoperasian bisnis (seperti bank atau rumah makan) yang dirancang agar pelanggan dapat dilayani tanpa harus turun dari mobil].

Tapi, sejak muncul varian baru Covid-19, Delta dan Omicron, penyebaran Covid-19 di Korsel seakan tak terbendung. Kasus harian baru terus meroket dengan jumlah terbanyak dilaporkan tanggal 17 Maret 2022 yaitu 621.328 (lihat grafik).

Grafik kasus harian Covid-19 di Korea Selatan (Sumber: worldometers)
Grafik kasus harian Covid-19 di Korea Selatan (Sumber: worldometers)

Sejak jumlah kasus 1 juta pecah pada 6 Februari 2022, jumlah kasus di Korsel terus bertambah dengan drastis ke 2 juta, 3 juta dan akhirnya 17 juta lebih hanya dalam waktu 3 bulan (lihat grafik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun