Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanggulangan AIDS di Kota Batam (Masih) Menunggu Perda?

15 November 2018   16:15 Diperbarui: 15 November 2018   16:39 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: blog.usaid.gov)

" .... kondisi ini (jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Batam-pen.) karena Batam merupakan Kota wisata, dagang, dan persinggahan. Sehingga gerak manusia menuju dan meninggalkan Batam cukup dominan." Ini pernyataan Direktur Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial (Kemensos), Sonny W Manalu, seperti dikutip oleh jawapos.com (13/11-2018).

Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Batam dari tahun 1992 -- Juni 2017 mencapai 8.101 yang terdiri atas 5.303 HIV dan 2.100 AIDS dengan 698 kematian (batampos.co.id, 4/12-2017). Sedangkan dari Januari-Juni 2018 terdeteksi 369 kasus HIV/AIDS (batampos.co.id, 26/10-2018)

Jika berpatokan pada cara pelaporan kasus HIV/AIDS yang resmi, maka jumlah kematian terkait HIV/AIDS tidak dikeluarkan dari jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS.

Pernyataan Manalu ini merupakan salah satu bentuk mitos (anggapan yang salah) terkait dengan epidemi HIV/AIDS karena di beberapa negara yang bukan tujuan wisata sekali pun banyak terdeteksi kasus HIV/AIDS. Sebut saja Arab Saudi yang sama sekali tidak ada kegiatan pariwisata dan hiburan malam, tapi kerajaan itu sudah melaporkan 22.952 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi dari tahun 1984 -- 2015. Dari jumlah ini 6,770 di antaranya terdeteksi pada Arab Saudi (english.alarabiya.net, 1/12-2016). Ini terjadi al. karena ada warga negara itu melakukan hubungan seksual berisiko di luar negaranya.

Lalu, mengapa kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi di Kota Batam?

Inilah faktor-faktor risiko yang menyebabkan warga Kota Batam terdeteksi mengidap HIV/AIDS, yaitu:

(1). Laki-laki dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan perempuan yang berganti-ganti, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (zina, selingkuh, dll.), di wilayah Kota Batam, di luar wilayah Kota Batam dan di luar negeri.

Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki bisa sebagai seorang suami sehingga ada risiko penularan HIV pada istrinya. Jika istrinya tertular HIV, maka ada pula risiko penularan HIV secara vertikal ke bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI);

(2). Perempuan dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (zina, selingkuh, dll.), di wilayah . Kota Batam, di luar wilayah Kota Batam dan di luar negeri.

Dalam kehidupan sehari-hari perempuan ini bisa sebagai seorang istri sehingga ada risiko penularan HIV pada suaminya. Ada pula risiko penularan HIV secara vertikal ke bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui ASI;

(3). Laki-laki dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, yaitu pekerja seks komersial (PSK) langsung atau PSK tidak langsung di Kota Batam, di luar Kota Batam, dan di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun