Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyesatkan, Sebut IRT Lebih Rentan Tertular HIV/AIDS Daripada PSK

15 Agustus 2018   22:41 Diperbarui: 16 Agustus 2018   00:09 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: telegraph.co.uk)

Pernyataan sebagai judul berita ini "Ibu Rumah Tangga Lebih Rentan Terkena HIV-AIDS, Kok Bisa?" (health.detik.com, 10/8-2018) bisa dikategorikan sebagai hoax. Maklum, fakta yang disampaikan sebagai penyebabnya tidak akurat.

Disebutkan oleh dr Adiyana Esti, Klinik Angsamerah Jakarta: "Kalau pekerja seks kan bilang 'kamu pake kondom ya, biar aman' biasa aja. Coba kalau ibu rumah tangga dikasih tahu suaminya, 'sayang pakai kondom ya' kan pasti jawabnya 'kamu habis dari mana?' ya nggak? Itu lebih susah, jadi ternyata ibu rumah tangga lebih banyak dibanding profesi yang lain."

Pertama, pemakaian kondom oleh laki-laki pada hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK) sangat rendah. Ini terjadi pada PSK langsung di lokalisasi pelacuran dengan regulasi pemerintah daerah karena PSK ada di bawah kekuasaan germo atau mucikari. Laki-laki akan memakai 'kekuasaan' germo untuk memaksa PSK meladeni laki-laki tanpa memakai kondom.

Kedua, pemakaian kondom pada PSK tidak langsung tidak bisa dikontrol karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu. PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata, seperti cewek-cewek di pusat-pusat hiburan, panti pijat plus-plus, dll.

Ketiga, pada hubungan seksual di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti  juta tidak bisa dilakukan intervensi agar laki-laki pakai kondom karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu.

Keempat, IRT tes HIV ketika hamil atau hendak persalinan sehingga kasus terdeteksi, sedangkan pada PSK yang sering dilakukan hanya survailans tes HIV secara sporadis. Sebagian PSK yang terdeteksi ketika berobat dengan penyakit yang sulit sembuh.

Kelima, sejak reformasi tidak ada lagi lokalisasi pelacuran sehingga tidak bisa dilakukan intervensi berupa anjuran agar laki-laki pakai kondom karena praktek PSK langsung pun sudah teradi di berbagai tempat dengan beragama modus pula.

Lima hal di atas sudah bisa 'menumbangkan' argumentasi yang disampaikan mengapa kasus AIDS lebih banyak pada ibu rumah tangga (IRT) daripada pada PSK (Baca juga: Hoaks, Ibu Rumah Tangga Lebih Rentan Terinfeksi HIV daripada PSK).

Survei Kemenkes RI tahun 2012 di beberapa kota (pelabuhan dan perbatasan) di Indonesia ada 6,7 juta laki-laki pelanggan tetap 230.000 pekerja seks komersial (PSK) langsung yaitu PSK yang kasat mata. Dari jumlah ini 4,9 juta mempunyai istri (antarabali.com, 9/4-2013). Sedangkan jumlah ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS dari 1987-September 2015 berjumlah 9.096 (BBC Indonesia, 1/12-2015).

Ada 4,9 juta laki-laki pelanggan PSK yang beristri, sedangkan jumlah PSK langsung 230.000. Dari fakta ini juga jelas jumlah IRT yang berisiko tertular HIV lebih banyak daripada PSK.

Faktor lain yang juga dominan adalah banyak laki-laki yang tidak merasa berisiko tertular HIV karena dia tidak melakukan hubungan seksual dengan PSK di lokalisasi pelacuran. Soalnya, sejak awal epidemi informasi HIV/AIDS selalu dibalut dengan moral yaitu disebutkan penularan HIV terjadi karena hubungan seksual dengan PSK di lokalisasi. Mereka melakukan hubungan seksual dengan cewek di rumah, kos, hotel atau apartemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun