Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal "Larangan" Minum di Ruang Kelas, Ruang Kuliah dan Gerbong KRL

7 November 2017   04:43 Diperbarui: 10 Agustus 2019   14:15 2792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Piramida Makanan (Sumber: ehajulaeha027.wordpress.com)

Ketika aspek kesehatan, dalam hal ini dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh), tidak dijadikan pijakan dalam membuat keputusan maka akan tersisa persoalan yang berdampak luas dan panjang. Salah satu satu di antaranya adalah 'larangan' minum di kelas sekolah pada jam pelajaran atau di ruang kuliah. Ini jadi perhatian bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Riset Tekonologi dan Pendidikan Tinggi (Kementerian Riset Dikti) serta PT KAI dalam membuat keputusan terkait dengan kesehatan.

Seperti disampaikan Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik -- RSCM/FKUI, pada acara pemberian materi bagi 20 blogger peserta "Danone Blogger Academy" bersama Kompasiana di Kantor Danone Indonesia, Gedung Cyber 2, Kuningan, Jakarta Selatan (3-4 November 2017), dari tubuh merupakan cairan sehingga asupan cairan seteiap hari sangat penting. Konsentari cairan yang  paling banyak ada di otak. Cairan diperlukan tubuh untuk mendukung proses metabolisme dalam badan, terutama di paru-paru, darah, jantung dan ginjal.

Presentasi Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik – RSCM/FKUI di “Danone Blogger Academy”, 4/11-2017 (Foto: Djoko Susilo)
Presentasi Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik – RSCM/FKUI di “Danone Blogger Academy”, 4/11-2017 (Foto: Djoko Susilo)
Selama ini piramida makanan tidak mencantumkan air putih sebagai kebutuhan setiap hari seperti layaknya makanan. Padahal, tanpa air tentulah makanan yang masuk ke dalam tubuh akan sulit dicerna. Menurut Dr Inge, setiap hari rata-rata setiap orang membutuhkan air antara 1,5 -- 2 liter atau 8 gelas sesuai umur. Maka, piramida makanan yang pas adalah menempatkan air putih pada dasar piramida seperti gambar di atas karena diperlukan pada jenjang semua rantai makanan.

Menurut Dr Inge, waktu belajar di kelas atau ruang kuliah bisa jadi perhatian terkait dengan dehidrasi. Jarak antara minum terakhir, itu pun kalau anak-anak dan mahasiswa minum sebelum masuk kelas, sampai istirahat antara 1,5 jam -- 3 jam. Pada rentang waktu itu cairan dalam tubuh dipakai oleh tubuh yang akan berakhir di kantung kemih.

Begitu juga tanda larangan minum dan makan di dalam gerbong CL (commuter line atau yang lebih dikenal sebagai KRL (kereta rel listrik) perlu penjelasan yang komprehensif. Yang dilarang adalah makan makanan sebagai mana layaknya di restoran atau rumah sehingga bagi yang haus meneguk air dari botol kemasan atau wadah air minum tidak termasuk yang dilarang. Tapi, tanda larangan itu mengesankan tidak boleh minum sama sekali sehingga jadi bumerang bagi yang haus dan meminum obat.

Jika dikaitkan dengan waktu yaitu 12 jam, maka itu artinya rata-rata setiap setengah jam seseorang harus minum segelas air. Di sebuah SD di kawasan Cawang Baru, Jakarta Timur, misalnya, anak-anak akan jajan makanan sebelum masuk kelas dan ketika waktu istirahat. Guru kelas perlu mengingatkan murid-murid agar minum ketika masuk ke kelas sebelum pelajaran dimulai karena ada anak-anak yang tidak minum setelah makan jajanan yang memakai kuah, kecap, sambal dan saos.

Mengingatkan murid jadi penting artinya agar pencernaan makanan sempurna dan murid-murid tidak kekuarangan cairan. Memang, jajanan ada yang 'berair' dalam bentuk kuah dan saos tapi cairan dalam makanan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.

Beberapa dampak buruk kurang cairan al. mengantuk, pusing, kurang konsentrasi, sakit kepala, dll. Kurang cairan dikenal sebagai dehidrasi yang justru sering tidak disadari banyak orang.

Ilustrasi (Sumber: AQUA -- WordPress.com)
Ilustrasi (Sumber: AQUA -- WordPress.com)
Dalam tubuh air berperasn sebagai penjaga suhu tubuh, memperlancar pencernaan makanan, membantu metabolisme tubuh, pelumas sendi dan tentu saja sebagai kendaraan pembawa oksigen dan gizi ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah.

Maka, amatlah wajar kalau kemudian seseorang mengantuk sehingga kurang konsentrasi ketika dehidrasi. Ini yang terjadi pada siswa-siswi di ruang kelas dan mahasiswa di ruang kuliah. Tentu saja kondisi ini merupakan kerugian besar bagi anak didik dan mahasiswa karena mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dan kuliah dengan sempurna.

Memang, kebutuhan minum pada jam-jam pelajaran dan kuliah kelihatannya sepele tapi dampaknya berkepanjangan sehingga diperlukan regulasi yang tidak merugikan murid dan mahasiswa. Meneguk segelas air di saat jam pelajaran dan kuliah tidak akan mengganggu sehingga 'larangan' minum di ruang kelas dan kuliah bukan regulasi yang mendukung proses pengajaran dan perkuliahan, *

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun