Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyoal Larangan Warga Daerah Datang ke Jakarta

28 Juni 2017   22:07 Diperbarui: 30 Juni 2017   04:19 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pemudik kembali ke Jakarta (Sumber: wartakota.tribunnews.com)

Apakah Gubernur Djarot dan Wagub terpilih Sandiaga mempekerjakan PRT dengan sejumlah keahlian? Apakah tukang sampah di lingkungan mereka juga punya sejumlah keahlian khusus?

Cobalah berkaca ke Amerika Serikat yang setiap tahun mendatangkan 50.000 orang (kecuali dari beberapa negara) dengan berbagai latar belakang, pendidikan, pekerjaan, sifat, kecenderungan psikologis, dll. Manusia-manusia ini diperlukan untuk mendorong dinamika masyarakat dan memecah tembok homogenitas yang cenderung statis.

Laporan VOA Indonesia (22/6-2017) menyebutkan berdasarkan hasil sensus terbaru menunjukan terjadi keberagam di Amerika Serikat. Semua ras dan kelompok etnis berkembang di Amerika selama tahun lalu, akan tetapi populasi keturunan Asia dan Hispanik terus menjadi kelompok yang paling pesat pertambahannya.

Kaum urban yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib akan mencari pekerjan apa saja karena di desa nyaris tidak ada lagi pekerjaan. Menggembala ternak tidak ada lagi karena lahan sudah dikuasai orang-orang kota. Mengolah sawah sudah memakai traktor tangan. Lahan milik keluarga kian menciut karena dibagi anggota keluarga.

Apakah Djarot dan Sandiaga mengetahui bahwa warga di banyak desa, tertuma di Pulau Jawa, sudah tercerabut dari akar sosial mereka karena lapangan pekerjan yang sangat sempit?

Kesalahan bukan pada kaum urban, tapi pemegang tampuk pemerintah yang selama ini, sebelum Presiden Jokowi, yang hanya membangun di pusat-pusat pemerintahan dan ekonomi sehingga yang terjadi adalah "Jawa sentris".

Maka, Presiden Jokowi pun membalik paradigma pembangunan yaitu "mulai dari pinggir" sehingga yang terjadi adalah pembangunan dengan skala "Indonesia sentris". Jika program Presiden Jokowi ini terwujud, maka Jakarta pun akan ditinggalkan kaum urban dan akan terjadi kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor informal. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun