Mohon tunggu...
Indry Eka
Indry Eka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Tua sebagai Media Bermain Anak yang Sederhana

8 Juli 2018   08:23 Diperbarui: 8 Juli 2018   08:48 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting dalam tahap tumbuh kembang anak. Di masa inilah pembentukan karakter, kepribadian, sekaligus perkembangan motorik mulai berlangsung. Ibarat sebuah kertas putih, masa ini adalah awal penentu terbentuknya kepribadian seorang anak dimasa yang akan datang. Apa yang ditulis di kertas putih ini, seperti itulah nanti kepribadian anak akan terbrntuk. Jika yang kita goreskan saat ini kebaikan, maka itulah yang akan tertanam seterusnya dijiwa seorang anak. Demikian juga sebaliknya.

Ditahap ini, dunia anak adalah dunia bermain.  Mulai mengenal segala apa yang ada disekelilingnya, dunianya adalah dunia yang penuh kegembiraan. Peran kedua orang tua tentu sangatlah penting. Kedekatan hati, fisik, dan jiwa orang tua ditahap perkembangan ini akan mengasah dan mempertajam kepekaan anak dimasa dewasanya kelak. Orang tua hendaklah meluangkan sebagian besar waktunya untuk " ikut bermain " dengan anak. Karena pada dasarnya tubuh orang tua adalah " Alat " permainan dasar dan sederhana bagi anak-anak.

Kita masih ingat, masa kecil kita dulu? Setiap menjelang tidur, ibu mendongeng dengan ekspresi wajah yang sangat tidak terlupakan. Ketika ibu bercerita ada seekor kuda yang sedang menyengir, maka ibupun menyengir menirukan nyengiran kuda yang sedang diceritakan. Ketika ayah mengajak bermain permainan pahlawan ninja. Ayahpun membuat ninja dengan menutup sebagian wajahnya dengan kain sarung. Dan itu tidak terlupakan sampai kita (si anak ) tumbuh dewasa dan bahkan dimainkan ulang dengan anak-anaknya. Inilah yang dimaksud dengan " tubuh orang tua adalah alat bermain yang sederhana ". Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, hal-hal seperti itu sudah semakin jarang ditemui. Anak-anak dipaksa bersekolah di usia yang sangat denim dipaksa bermain dengan permainan yang terstruktur. Diusia ini dimana sebenarnya anak masih harus banyak menghabiskan waktu dan bermain dengan orang tua.

Satu hal lagi yang membuat miris. Anak-anak zaman sekarang yang merek menyebutnya dengan "Kids Zaman Now", terkadang orang tua kurang tepat dalam memberi fasilitas bermain. Apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Mereka lebih banyak bermain dengan benda mati atau alat. Padahal anak harus dikenalkan bagaimana harus berinteraksi dengan orang lain dan dengan lingkungan. 

Saat masa kecil tempo dulu, anak bermain di halaman rumah sambil memetik bunga tanaman ibu dan bernyanyi lagu " Lihat kebunku". Anak jaman sekarang memainkan game " Hijab Make Up Salon . Tempo dulu ayah membuatkan mainan kuda-kudaan dari pelepah pisang, dan memberi tahu bahwa cara naik kuda itu seperti apa, cara membuat kuda berlari itu seperti apa, bagaimana kuda berlari.

Jaman sekarang orang tua lebih suka mengajak anak naik kuda, yaitu yang biasa disebut dengan odong-odong. Dan lagu yang dinyanyikan pun bukan lagi lagu "Jaranan" -- Joshua, tapi lagu "Jaran Goyang"-Via Valen. Bahkan anak-anak jama sekarang lebih mengenal lagu-lagu dewasa dari pada lagu anak-anak. Sebenarnya bukan salah mereka seratus persen. Tapi salah satu faktornya adalah karena minimnya lagu anak-anak. Untuk meminimalis masuknya pengaruh buruk pada masa emas anak, orang tualah yang harus memgang kendali atas anak. Perbanyak meluangkan waktu untuk mereka, pilih permainan yang tepat untuk usia mereka. Agar anak-anak bias bermain dan tumbuh serta berkembang sebagaimana mestinya, sesuai dengan umur mereka.

Indry Eka Pradhani

(Mahasiswa ilmu Komunikasi / Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun