Mohon tunggu...
Indri Ngesti
Indri Ngesti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aktivis Muslimah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembelajar Perindu Surga

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kesetaraan Upah Akankah Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan?

24 September 2020   09:50 Diperbarui: 24 September 2020   10:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Data menunjukkan perempuan Indonesia memperoleh pendapatan 23 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki. Data yang sama juga menyatakan bahwa perempuan yang sudah memiliki anak, angka selisih gajinya jauh lebih besar dengan laki-laki. Tentu saja perbedaan upah tersebut berdampak buruk bagi ekonomi perempuan. Terutama pada masa-masa sulit di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan menengah ke bawah atau perempuan yang memiliki pendidikan rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak juga perempuan yang memiliki gelar D3/D4 atau sarjana, tapi upahnya masih lebih kecil dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi tidak mengurangi angka kesenjangan upah berdasarkan gender.

Berangkat dari isu ini, untuk pertama kalinya Indonesia bersama dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), turut berpartisipasi dalam merayakan Hari Kesetaraan Upah Internasional yang jatuh pada 18 September. Perayaan tersebut juga sebagai bentuk komitmen dari PBB untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan menentang segala bentuk diskriminasi, termasuk diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan.( kumparan.com,19/09/2020)

Akankah Hari Kesetaraan Upah Internasional jawaban akan problem perempuan bekerja ?

Problem yang dihadapi perempuan saat ini sangat kompleks, khususnya perempuan bekerja. Mereka tidak hanya dihadapkan pada gaji yang rendah, namun juga eksploitasi saat bekerja. Bagi sistem kapitalis, industri adalah pilar utamanya. Sistem kapitalis akan senantiasa berupaya bagaimana agar industri ini bisa terus berlangsung dan berproduksi. Salah satu faktor produksi yang penting adalah tenaga kerja.

Bertumpu pada asas manfaat, kapitalisme memandang bahwa tenaga kerja perempuan lebih menguntungkan. Perempuan umumnya tidak memiliki bargaining position yang memadai sehingga mudah diperdaya dengan gaji yang lebih rendah, pengabaian hak pekerja, dan pembatasan kebebasan dalam berserikat.

Selain itu perempuan adalah pasar yang menggiurkan. Berdasarkan hasil riset tahunan The Asian Parent 'Indonesian Digital Mums Survey 2018, 99% ibu di Indonesia merupakan penentu belanja keperluan rumah tangga.

Demikianlah perempuan digiring untuk menjadi pemutar roda industri kapitalis sekaligus target pasar melalui jargon women empowering. Hakekatnya, jargon tersebut tak lain adalah salah satu alat untuk melanggengkan hegemoni kapitalisme dunia. Maka menyelematkan perempuan dengan aksi seremonial semata tidak akan menjadikan perempuan sejahtera. Diperlukan aksi nyata untuk merubah ruh pemberdayaan perempuan.

Perempuan Sejahtera Dengan Islam Kaffah

Islam telah memberikan aturan yang khusus kepada kaum perempuan untuk mengemban tanggung jawab kepemimpinan dalam rumahtangga suaminya sekaligus menjadi pemimpin bagi anak-anaknya. Rasulullah saw. bersabda, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibn 'Umar:

"Setiap kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya..., seorang perempuan adalah pemimpin atas rumahtangga suaminya dan anak-anaknya yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya..." (HR Bukhari-Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun