Di kota kecil atau pedesaan, sekolah swasta masih dianggap sebagai pilihan sekolah bagi mereka yang gagal masuk sekolah negeri atau sekolah favorit. Tidak heran muncul stigma sekolah swasta sebagai sekolah "pelarian", banyak anak nakal, hingga dianggap sebelah mata dari sisi pembelajaran.Â
Di kota besar, sekolah swasta justru menjelma menjadi sekolah alternatif atau bahkan pilihan utama. Ini karena sekolah swasta banyak dibangun dengan fasilitas mewah, sarana dan prasarana lengkap hingga kurikulum pembelajaran yang berstandar internasional.Â
Tidak jarang sekolah swasta modern ini dilirik oleh sebagian kalangan khususnya menengah ke atas menjadi tempat pembelajaran anaknya.
Saya pernah merasakan sekolah swasta saat dulu duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Ada kisah menarik mengapa sekolah Swasta memberikan keuntungan sendiri. Apa saja itu?
Berteman dengan Beragam SARA
Dulu saat SD saya sempat bersekolah di SD Mardiyuana Serang. Sebagai sekolah swasta dibawah yayasan Katholik, saya mendapatkan kesempatan berteman dengan banyak teman dari berbagai latar berbeda.Â
Saya ingat memiliki teman dari 5 agama mulai Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha dan bahkan Hindu.Â
Saya memiliki beberapa sabat seperti Ivan, dari Jawa dan Abdul asli Sunda yang beragama Islam. Kuncoro Hadi dari Timor yang beragama Katholik serta Ni Putu, teman SD perempuan asal Bali.Â
Selain itu banyak teman seangkatan dari keturunan Chinese. Pertimbangan karena saat itu tidak banyak sekolah swasta dan masyatakat Chinese masih sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan jika bersekolah di negeri.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!