Tentu ini akan menjadi apresiasi sendiri karena si manajer telah menyelamatkan perusahaan dari kerugiaan yang ditimbulkan dari aksi mogok karyawan.Â
Prioritas Ke-3: Keahlian Analisa
Seorang manajer harus mampu melakukan analisa yang berkaitan dengan divisinya. Ini untuk mengukur apakah kebijakan yang diterapkan sudah efisien, Standar Operasional Prosedur (SOP) telah dijalankan dengan baik hingga menganalisa pencapaian serta kendala yang dihadapi divisi.Â
Contoh sederhana berdasarkan pengalaman saya sebagai distribution manager. Secara periodik baik harian, mingguan, bulanan dan tahunan melakukan analisa terkait pengiriman.Â
Setiap hari saya melakukan analisa berapa bahan bakar yang terpakai oleh sopir dengan mempertimbangka jarak lokasi dan berapa pengiriman yang berhasil terkirim.Â
Tujuan saya bisa mengetahui apakah ada suatu yang tidak efisien dan kejanggalan dalam divisi saya. Analisa ini bahkan membantu saya mengetahui tindakan sopir yang ternyata bermain dengan bahan bakar kendaraan. Ini karena rasio penggunaan bahan bakar terasa janggal jika dinilai dengan jarak, total beban pengiriman dan kondisi jalan.Â
Jika saya tidak melakukan analisa seperti ini bisa dibayangkan banyak sopir yang menyelewengkan BBM kendaraan dan perusahaan akan rugi puluhan hingga ratusan juta tiap bulannya.Â
Prioritas ke-2: Keahlian Leadership
Kita pasti paham bahwa menjadi manager suatu divisi berarti dirinya harus mengkoordinasi dan mengarahkan anak buah untuk mencapai visi divisi tersebut.Â
Secara langsung dirinya adalah pemimpin dalam divisi tersebut. Ada manajer yang mungkin membawahi kurang dari 5 orang, ada yang di atas 10 orang atau bahkan ratusan karyawan.Â
Kemampuan memimpin (leadership) sangatlah penting dimiliki seorang manajer karena agar bawahannya bisa manut melakukan instruksi yang diberikan, bisa memotivasi anak buah dan mengarahkan anak buah untuk bekerja sesuai dengan harapannya.Â
Adakalanya seorang manajer kuat dalam negosiasi, pintar berkomunikasi, cakap dalam melakukan analisa namun justru lemah dalam kemampuan memimpin. Kondisi ini justru membuah anak buah susah diatur, tidak hormat kepada atasan, banyak konflik internal dan kondisi lainnya.Â
Saya pernah menemukan satu kasus di perusahaan di mana manajemen mempercayakan suatu posisi manajer kepada rekan kerja saya yang notabanenya bukan bidang yang dikuasai. Kemampuan leadership yang bagus justru membantu dirinya.