Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Bolehkah Saya Nyoblos Online?

28 Juli 2020   22:27 Diperbarui: 29 Juli 2020   06:32 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi e-voting (iStockPhoto/Carmen Murillo via montgomeryadvertiser.com)

Caranya beragam mulai menyebarkan poster, pasang iklan di media massa hingga elektronik, blusukan dari rumah ke rumah, memasang baliho hingga mengadakan acara dangdutan untuk menarik warga berkumpul.

Acara dangdutan kemungkinan besar akan dilarang mengingat masih ada larangan untuk mengadakan kegiatan massal. Ini karena semakin banyaknya kerumuman warga dan susahnya melakukan pengontrolan akan berpotensi menjadi sarana penyebaran Covid-19.

Kekhawatiran saya justru berasal dari kegiatan blusukan dan pembagian media kampanye seperti leaflet atau brosur. 

Blusukan tidak mungkin dilakukan seorang diri pasti akan ada tim sukses yang terlibat. Kegiatan ini juga akan menarik media massa untuk meliput serta mengundang rasa penasaran warga untuk melihat kandidat calon.

Pengalaman saya ketika kandidat calon melakukan blusukan selama masa kampanye, warga akan berbondong-bondong mengikuti si kandidat tersebut.

Bayangkan jika kandidat calon datang ke rumah saya untuk bertamu dan menyampaikan visi dan misi namun seketika rumah penuh didatangi oleh banyak orang. Wajar jika saya dan keluarga justru ketakutan karena tidak tahu apakah orang yang ada di sekitar rumah berstatus non-reaktif Covid-19.

Jika ada satu saja yang positif Covid-19 dan ternyata ikut datang ke rumah, sudah ditebak keluarga dan warga yang ada di sekitar pasti akan dikarantina mandiri bahkan harus melakukan rapid test ataupun tes PCR.

Kasus lain yang mungkin terjadi ketika keluar rumah kemudian bertemu tim sukses salah satu kandidat dan saya menerima brosur atau leaflet pasangan calon pun seketika dapat memunculkan rasa ketakutan. 

Kita diberitahu bahwa virus dapat hidup dan menempel pada benda mati. Ketika menerima leaflet atau brosur artinya ada perpindahan benda dari orang lain ke kita. 

Apakah kita tahu jika si penyebar brosur sudah melaksanakan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan menggunakan handsanitizer? Apakah si penyebar brosur sudah rapid test atau swab test? 

Jika ternyata si pemberi brosur positif Covid-19 dan kita baru tahu setelah menerima brosur, saya yakin pasti akan langsung lemas dan panik.

Serangan Fajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun