Mohon tunggu...
INDRA KOMARA
INDRA KOMARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Multimedia Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi Photography dan Videography

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Multimedia Menjadi Titik Terang bagi Pendidikan di Indonesia

7 Desember 2022   03:59 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:58 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERKEMBANGAN MULTIMEDIA MENJADI TITIK TERANG BAGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh: Indra Komara

Teknologi informasi saat ini sangat berkembang di masyarakat. Perkembangan TIK pun terus mengalami peningkatan yang signifikan dengan kebutuhan manusia. Dengan adanya Teknologi informasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuh kan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja (Ekawati, 2012).

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa selain memajukan peradaban manusia, teknologi informasi juga bisa merusak moral. Bahkan dikatakan bahwa perkembangan teknologi informasi merupakan biang keladi perubahan moral generasi muda (Nadia, 2013). Bukan berarti kita harus apatis terhadap perkembangan teknologi informasi, akan tetapi kita harus lebih berhati-hati dan lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi informasi.

Salah satu cara untuk menyikapinya adalah dengan menggunakan teknologi informasi sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan sistem multimedia. Metode ini dapat dikatakan sangat efektif mengingat di banyak daerah di Indonesia masih terdapat kekurangan guru, lingkungan belajar dan fasilitas yang diperoleh sehubungan dengan pembelajaran. Terutama di Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, revolusi pendidikan yang berkeadilan sangat diperlukan untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam hal ini. Maka dari itu perlu ditingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan, termasuk kurikulum, materi, pendidik, metode pembelajaran. Dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari pendidik kepada peserta didik (Nasrudin, 2014). Proses penyampaian yang baik memberikan kesan yang baik kepada siswa terhadap pendidikan tersebut. Di sini generasi muda berkontribusi untuk pengembangan lebih lanjut dari apa yang mungkin masih merupakan sistem pendidikan lama di Indonesia.

 Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata. Apalagi di Indonesia bagian timur, yang masih memiliki permasalahan yang sangat kompleks. Bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua pada tahun 2021, persentase buta aksara di sana mencapai 21,9 persen. Situasi ini menempatkan Papua di urutan teratas daftar provinsi dengan angka buta huruf tertinggi di antara 15 tahun ke atas.

Permasalahan pendidikan di Papua sangat kompleks. Mulai dari pembatasan subsidi guru dan asuransi jiwa, belum lagi konflik akibat OPM yang berdampak serius terhadap keamanan dan kelancaran pendidikan. Sehingga pada akhirnya banyak guru yang tidak mau berada di tempat terpencil. Masih kurangnya guru untuk mengajar dan belajar di daerah pedesaan atau daerah. Padahal keberadaan Orang Asli Papua (OAP) kebanyakan terkonsentrasi pada kampung atau distrik di daerah pegunungan, yang sebagian besar daerah ini diklasifikasikan sebagai daerah pedesaan dan sangat tertinggal.

Minimnya saran dan prasarana sekolah juga berdampak pada proses belajar mengajar, terutama di daerah pelosok dan pedesaan. Dari mulai bangunan sekolah yang sudah tua, minimnya ruang kelas, peralatan sekolah yang tidak memadai, hingga tidak tersedianya fasilitas MCK. Keadaan yang sangat memprihatinkan ini sudah berlangsung lama. Sikap bimbang pemerintah telah menjadikan persoalan ini "lumut" dalam sistem pendidikan Indonesia. Jika pendidikan di Indonesia masih berat sebelah seperti saat ini, maka penduduk di Indonesia bagian timur akan semakin tertinggal. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Pancasila yang justru mengatasnamakan keadilan seperti yang ada pada sila ke lima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bukan cuman permasalahan pendidikan yang masih berat sebelah, pendidikan di Indonesia yang bisa dibilang masih "tidak  baik-baik saja" juga terletak pada sistem mengajar. Sistem mengajar ala robot masih sangat sering digunakan saat mengajar. Sadar atau tidak, guru kita sangat egois dan otoriter, tuntutan KKM yang cukup tinggi tidak jarang dilakukan oleh sekolah. Mereka lupa bahwa semua peserta didik tidak mempunyai kemampuan yang sama.

Harus diakui sistem pendidikan di Indonesia masih memperlakukan peserta didik sebagai robot. Kecakapan, kreativitas dan kemandirian seseorang akan berkembang optimal jika sekolah memperhatikan bakat, minat dan kecenderungan alamiahnya. Seorang siswa bukanlah robot yang memiliki kemampuan yang seragam, tetapi setiap peserta didik memiliki kemampuan dan bakat alamiah yang tidak sama sehingga sangat tidak adil jika kemudian disamaratakan. Ketika siswa terlalu difokuskan kepada hal-hal di luar kemampuannya maka itu menjadi sia-sia dan dia akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi alamiahnya sehingga justru bakatnya akan mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun