Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Latihan Mulu, Menangnya Kaga" Sindiran Nyelekit untuk Timnas

11 November 2018   13:06 Diperbarui: 14 November 2018   09:18 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuat Timnas Indonesia berlatih bersama Kurniawan Dwi Yulianto | tempo.co

Di salah satu episode serial Si Doel Anak Sekolahan yang pernah tayang di televisi swasata beberapa tahun lalu, ada sebuah adegan dimana Doel diajak Babe yang diperankan oleh (Alm) Benyamin Sueb berziarah ke tempat tinggal leluhurnya yang telah berubah jadi Stadion Gelora Bung Karno.

Adegan ini selanjutnya sangat kocak namun penuh berjuta makna. Bagaimana tidak, keluarga Doel kemudian menggelar tikar di tengah lapangan dan Babe mulai bercerita soal tempat itu yang dulunya merupakan rumah leluhur mereka. Di saat yang bersamaan sebuah tim tampak tengah berlatih.

Salah seorang pria lantas menghampiri mereka dan mengusirnya. Sempat adu debat, Doel dan keluarganya pun pergi meninggalkan lapangan. Sebelum pergi, Babe berujar ke pria tersebut, "Latihan..latihan, Latihan mulu, menangnya kaga!"

Sindiran begitu nyelekit bagi tim sepakbola yang tak mampu meraih kemenangan meski sudah bersusah payah berlatih. Sindiran ini tentu saja bisa ditujukan kepada tim sepakbola mana aja, dan sangat bisa ditujukan untuk Timnas Indonesia di tahun-tahun serial Si Doel Anak Betawi tengah booming di tengah masyarakat.

Sindiran itu bertahan lama dan terus bisa digunakan untuk menilai penampilan Timnas Indonesia hingga saat ini. Apalagi jika sindiran itu digunakan untuk melihat hasil akhir Timnas Indonesia melawan Singapura di laga pertama Grup A Piala AFF 2018 beberapa hari lalu.

Permainan Timnas Indonesia sangat buruk. Di babak pertama, Singapura yang notabane kala serial Si Doel Anak Sekolahan tengah populer, level sepakbola mereka berada di bawah kita mampu mendominasi pertandingan. Di 20-30 menit babak pertama sebelum gol dari Harris Harun tercipta di menit ke-37, tim besutan Fandi Ahmad itu mampu mencatat sembilan sentuhan bola di kotak penalti lawan, setidaknya 2 kali lipat lebih banyak dibanding Indonesia.

Bahkan saat babak kedua bergulir ketika Timnas Indonesia mampu menguasai jalannya pertandinga dengan menguasai ball possession, hal tersebut tak berarti apa-apa. Menguasai ball possession hampir 62 persen sementara Singapura hanya 38 persen sepanjang 2x45 menit, permainan Timnas tak kreatif. Hal itu tercermin dari 4 kali tendangan yang dihasilkan, berbanding jauh dengan Singapura yang mampu lepaskan 12 kali tendangan.

Buntut dari tak kreatifnya permainan Timnas ialah tak bergunanya seorang Alberto Goncalves yang di-plot sendirian di lini depan. Di babak pertama saja, striker Sriwijaya FC itu tak membuat sekalipun setuhan bola di kotak penalti lawan, apa yang mau disentuh bola dari lini tengah saja tak mengalir ke kaki pemain naturalisasi ini.

Timnas kembali mengulang raihan buruk di tahun-tahun sebelumnya selalu gagal dan demam panggung saat mengikuti satu kompetisi. Padahal sebelum turun di ajang Piala AFF 2018, di sejumlah latihan uji coba, Timnas mampu meraih hasil yang cukup positif.

Pada 10 Oktober 2018, Timnas mampu menghajar Myanmar dengan skor tiga gol tanpa balas di Stadion Wibawa Mukti, lalu pada 18 Oktober 2018 mampu menahan imbang Hongkong dengan skor 1-1.

Dari dua laga uji coba tersebut seperti dikutip dari Liputan6.com, Bima Sakti akan menyaring nama-nama yang layak tampil di Piala AFF 2018. Nah pertanyaannya jika melihat dari hasil melawan Singapura kemarin, apakah ada kesalahan dari Bim Sakti menyaring pemain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun