Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dari Laporan Langsung Rayana Djakasurya hingga Artikel Bermutu Gus Dur

19 Oktober 2018   10:31 Diperbarui: 19 Oktober 2018   14:42 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabloid Bola | superwaw.com

26 Oktober 2018 nanti akan menjadi edisi terakhir salah satu tabloid yang menjadi inspirasi banyak orang, termasuk saya untuk menjadi atau menyukai sepakbola dan olahraga, tabloid BOLA. Lebih jauh tabloid Bola bahkan menjerumuskan saya untuk bekerja menjadi kuli tinta.

Meski tak pernah berhasil bekerja di kawah candradimuka bagi para jurnalis olahraga hebat tersebut, tabloid Bola jadi media pembelajaran bagi saya belajar untuk merangkai kata menjadi laporan olahraga yang menarik minat baca.

Saya masih ingat betul saat harus mengumpulkan uang dari ongkos sekolah agar bisa membeli edisi tabloid Bola yang terbit di hari Jumat tiap minggunya. Kalau uang tidak terkumpul, saya sangat mengharapkan kakak yang membeli. Kebetulan kakak saya penggemar Juventus dan ingin selalu mengupdate berita terkait tim Nyonya Tua tersebut.

Waktu itu loper koran di tempat tinggal saya berlokasi cukup jauh. Paling tidak harus menggunakan angkutan umum untuk sampai ke tempat loper koran, ongkosnya 500 perak. Uang segitu tentu sangat berarti, jadi lebih sering saya berjalan kaki untuk sampai ke tempat loper koran. Sampai akhirnya ayah saya sempat menjadi loper koran di depan rumah karena melihat kesukaan anak-anaknya membeli tabloid Bola.

Tiap halaman yang tersaji di tabloid Bola ialah kenangan. Utamanya bagi kakak yang begitu gandrung dengan laporan dari seorang jurnalis hebat, Rayana Djasurya. Laporan langsung dari Italia memang jadi ulasan yang akan selalu dilahap oleh kakak saya.

Laporan bung Ray begitu menggigit, renyah, dan jadi bekal berguna bagi anak-anak zaman itu jika sedang berkumpul dengan kawan-kawan membahas sepakbola. Kami jadi paham dan mengerti deretan wasit di Serie A, mulai dari si galak Pierluigi Colina, hingga Stefano Braschi.

Bung Ray juga menyajikan laporan yang tidak melulu soal taktik pertandingan di Serie A namun di luar 2x45 menit acapkali jadi materi tulisan di kolom khusus tersebut. Dari gosip seputar pemain, hingga yang paling menarik tentu saja laporan bung Ray jika sudah mendekati bursa transfer.

Saya yang lebih suka dengan laporan dari Liga Inggris bahkan sampai terhipnotis dengan materi-materi di Serie A hingga jadi mendalami dan membacanya sampai tuntas. Saya menjadi tahu soal kelemahan dan keburukan Juventus misalnya di satu pertandingan saat masih dilatih oleh Marcello Lippi. Bahan untuk membuat kakak saya marah besar saat berdiskusi tentang sepakbola.

Sampai pada akhirnya saat bekerja menjadi seorang kuli tinta, saya menemukan literasi yang memaparkan seorang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ternyata juga pernah menuliskan artikel sepakbola di tabloid Bola. Tokoh yang saya kagumi ini ternyata memiliki sisi lain yang tak semua anak pada generasi saya mengetahuinya.

Gus Dur cukup banyak menghasilkan karya di Bola yang saat itu masih disisipkan menjadi bagian dari Harian Kompas. Sejumlah artikelnya begitu menarik perhatian banyak pembaca seperti artikel berjudul, Piala Eropa lebih sangar, lebih berat dari Piala Dunia. Di dalam artikel tersebut, Gus Dur memaparkan soal perbedaan kualitas tim dari Eropa dan non Eropa di ajang Piala Dunia.

"Kualitas tim peserta putaran-final di Piala Eropa lebih teruji, lebih merata, dan persaingan yang muncul begitu ketat, tajam," tulis Gus Dur di Tabloid Bola, April 1994 seperti dikutip dari kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun