Dari Risnal, saya menemukan juga jawaban yang sama soal apakah mau membela Timnas Indonesia di masa mendatang jika karier mereka bersinar di luar negeri? Jawabannya tegas, membela Timnas Indonesia ialah cita-cita Risnal bermain sepakbola.
Pemain yang sempat mendapat pujian dan kerja bersama dengan Edgar Davids untuk satu iklan produk itu menganggap bahwa perjalanan kariernya di Belanda bukan serta merta untuk melepas status kewarganegaraannya. Justru baik Risnal ataupun Abdurrahman berharap publik Tanah Air selalu memberikan doa dan support untuk perjalanan karier mereka di luar negeri.
Kondisi berbeda tentu saja dirasakan oleh seorang Andri Syahputra. Pesepakbola yang disebut-sebut bakatnya ditemukan oleh Indra Sjafri tersebut malah jadi musuh publik sepakbola nasional.Â
Bagi yang tidak mengetahui, sedikit mundur ke belakang, alasan publik membenci Andri dikarenakan dirinya menolak saat pemanggilan sejumlah pemain muda Indonesia yang berkarier di luar negeri oleh Indra Sjafri.
Sebagai pemain yang sudah profesional tentu saja Agus dan Andri tak bisa menjawab pemanggilan PSSI tersebut. Sang ayah mengatakan kepada saya bahwa ia sebenarnya sudah menjawab surat tersebut dan mengirimnya ke PSSI, isinya meminta federasi berkomunikasi dengan Al Gharafa.
Sayang kemudian publik dan PSSI buru-buru mengungkap ke publik bahwa Andri menolak bermain untuk Timnas U-19 Indonesia. Bola salju di kasus Andri pun semakin besar, tanpa usut yang jelas dan tahu duduk perkaranya, netizen ramai-ramai membully Andri di media sosial. Hingga kemudian Andri memutuskan untuk membela Timnas Qatar.
Jika publik kemudian bertanya mengapa Andri dengan mudahnya lebih memilih untuk membela Qatar? Saya yang sering mendapat curhat dari sang ayah paham ada pertimbangan berat dari keluarga mereka dan Andri tentunya untuk memilih Qatar.Â
Dari sisi profesionalisme, Andri tentu saja memiliki keinginan kuat untuk jadi pemain top dunia dan di Qatar semua hal untuk mewujudkan itu terbuka lebar, mulai dari fasilitas, jenjang karier, sampai ke persoalan bekal pendidikan. Kondisi yang tak bisa ditemui di negeri ini.
Kasus Andri tentu harus jadi pelajaran kita bersama ke depannya. Pasalnya masih banyak talenta muda Indonesia lain yang sekarang masih berjuang di negeri orang. Di Qatar saja masih ada sosok bek muda berbakat Khuwailid Mustafa yang membela Lekhwiya SC, ia bahkan sempat ditunjuk menjadi kapten di klub tersebut.
Khusus untuk Khuwailid, saya juga sempat berkomunikasi dengan ayahnya, Mustafa Ibrahim. Dari sang ayah, saya juga berhasil berkomunikasi dengan pelatih yang menemukan para talenta muda Indonesia itu yakni Muhammad Yunus Bani.