Mata Pers Indonesia Makasar - Pada lokasi area persawahan Lamberang, Desa Paddinging, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, waktu pagi sekira pukul 10 menjadi riuh oleh suara anak-anak. Suara keriuhan itu sesekali muncul jika ada yang nyaris terpeleset saat berjalan di pematang atau begitu ada yang melihat hewan keong emas.
Hal ini tentu menjadi pengalaman pertama dan menarik bagi 120 Siswa-siswi  SDN Kompleks Sambung Jawa (KOSAMJA).Makassar. untuk belajar langsung tentang lingkungan hidup dari alam.
Sebelum proses menuju lokasi Kepala SDN KoSamja, Fahmawati S.Pd, M.Pd. menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari dari kegiatan ini dengan mengatakan,"bahwa kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Hari Lahan Basah dan Hari Gizi Nasional," ungkapnya.
Mendengar informasi tersebut anak-anak SD KOSAMJA sangat senang dan akibat rasa gembiranya anak-anak berjalan di pematang sawah, ada yang berjalan hingga masuk wilayah Kabupaten Gowa, yang kebetulan memang berada tepat di perbatasan Kabupaten Gowa-Takalar.
Materi-materi sederhana tentang tanah, udara dan air disampaikan oleh Kak Irma dengan cukup menarik. Ia juga menunjuk sawah-sawah yang hijau sebagai contoh baik bila kita memanfaatkan alam. Lalu menunjuk area mirip kubangan yang terjadi akibat adanya penggalian oleh eskavator.
"Adik-adik coba lihat ke sana. Ada semacam genangan yang terjadi karena digali oleh kendarat berat, yang oleh warga di sini disebut mobil sondok-sondok," jelas Irma yang pernah aktif di Dewan Anak Desa Paddinging dan Forum Interaksi Anak Takalar (FIAT). Ketika masih kanak-kanak, Irma dan teman-temannya itu mendapat pendampingan untuk partisipasi anak dan pendidikan kritis dari Lembaga Investigasi Studi Advokasi Media dan Anak (LISAN) Makassar.
Irma lalu meminta anak-anak memejamkan mata untuk mendengar suara alam. Sementara guru-guru dan para orangtua yang mengantar anaknya juga diminta tak bersuara, termasuk bunyi-bunyian dari telepon genggam. Setelah berdiam beberapa jenak, Irma bertanya, "Ada berapa suara yang didengar?"
"Saya kak ... saya kak... saya kak," begitu terdengar suara seorang anak sambil mengacungkan jari. Murid kelas 5 itu menyebut ada 5 suara, yakni suara air, suara padi yang ditiup anging, suara daun-daun mangga, suara kodok dan suara burung. Ada juga yang menjawab hanya 3 suara yang didengar, yang lain menjawab 2 suara.
Nama-nama kelompoknya juga disesuaikan dengan aktivitas hari itu, seperti kelompok mangga, padi dan rappo-rappo, namun ketika pemberian nama kelompok tersebut ada seorang anak yang bertanya,"Â apa itu rappo-rappo kak?.