Mohon tunggu...
Indo Goijo
Indo Goijo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

"Indo Go Ijo, Plant Based Restaurant for Less Pollution"

16 Desember 2017   09:21 Diperbarui: 17 Desember 2017   12:48 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana jadinya jika bumi yang kita tempati terus terkena polusi udara? Tentu hal tersebut akan merusak lapisan ozon dan akan berpengaruh terhadap kehidupan.  Polusi udara dapat ditimbulkan oleh berbagai macam aktivitas, diantaranya adalah aktivitas industri, aktivitas tranportasi, aktivitas berternak, dan sebagainya. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia menimbulkan eksternalitas yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. 

Bayangkan jika saja lapisan ozon sudah benar -- benar rusak, maka kehidupan manusia tidak akan seimbang lagi. Cahaya matahari yang masuk kedalam bumi tidak lagi tersaring dengan baik dan akan berbahaya. Kekhawatiran itu lah yang membuat orang -- orang tersadar untuk mulai menjaga lingkungannya, tidak hanya dari polusi udara, tetapi polusi air dan tanah juga.

Kita sadari atau tidak dalam hal bahan pangan, dapat menimbulkan berbagai gas yang mampu mengganggu keseimbangan ozon. Pertimbangan pola makan nabati dari segi kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan menurut IVU (International Vegetarian Union) dan VSS (Vegetarian Society of Singapore), yaitu dibutuhkan 16kg padi untuk memproduksi 1kg sapi dan hewan ternak membuang kotoran 130x lebih banyak dari manusia, menimbulkan polusi berupa gas metana dan dinitrogen oksida. 

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa untuk memproduksi hewan ternak, membutuhkan modal dan eksternalitas yang besar. Lalu berdasarkan "The Miracle of Vegan" oleh Drs. Susianto, MKM., berdasarkan laporan badan pangan dunia (FAO) PBB pada 2006 mengungkapkan bahwa daging merupakan komoditas hasil peternakan yang menghasilkan emisi karbon dioksida yang paling intensif yaitu 18%; kedua, produksi protein hewani memerlukan 25kkal untuk setiap kkal pangan, sedangkan produksi protein nabati hanya memerlukan 2,2kkal per kkal pangan; dan ketiga, Sehari tanpa daging memiliki dampak secara global yaitu dapat menghemat 317.520 liter air, 111kg tanaman biji-bijian, 693m2 lahan, 58 liter bensin, dan mencegah terbuangnya 183kg limbah kotoran ternak. Fakta -- fakta tersebut membuktikan bahwa jika kita terus mempertahankan kebiasaan kita untuk banyak mengonsumsi daging, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi udara di dunia.

Konsumsi makanan hewani, selain menimbulkan berbagai gas yang dapat merugikan negara, dapat juga mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh karena itu, muncullah sebuah solusi dari itu semua, yaitu pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan plant-based. Pola makanan plant-based saat ini menjadi trend karena diyakini dapat menjaga gaya hidup sehat. Pola makan plant-based adalah kecenderungan orang untuk mengonsumsi makanan berbahan dasar sayuran. 

Berbagai fakta menarik dirasakan dari pola makan plant-based ini, diantaranya adalah 1) Plant based cocok diaplikasikan untuk berbagai kalangan, baik itu anak -- anak, remaja, dewasa, laki -- laki dan perempuan, 2) Pola makan plant based dapat menghindari kita dari penyakit obesitas dan diabetes yang diakibatkan dari protein hewani.

Dari kedua fenomena diatas makan munculah sebuah proyek restoran masa kini yang mengedepankan pola hidup sehat dan mengurangi eksternalitas bagi lingkungan, restoran tersebut bernama INDO GO IJO. Restoran cepat saji penyedia makanan tradisional khas berbagai daerah di indonesia bersifat plant-based atau tidak mengandung  protein hewani. 

Visi kami yaitu Menguatkan ketahanan pangan Indonesia melalui pengurangan produksi protein hewani, misi kami yaitu 1) Meminimalisir permasalahan gizi ganda di Indonesia; 2)Memperkecil risiko penyakit degeneratif di Indonesia; 3)Menyadarkan masyarakat Indonesia akan kemudahan bergaya hidup sehat. Prospek pasar kami cerah, karena berdasarkan data BPS, jumlah konsumsi sayur di Indonesia memiliki trend yang positif, hal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

/anissams.id/
/anissams.id/
Untuk bisa diterima oleh pasar, Indo Go Ijo memiliki strategi pemasaran yaitu dengan memetakan STP. Segmen pasar Indo Go Ijo meliputi usia remaja -- lansia (15 -- 60 tahun), jenis kelamin wanita & pria, tingkat pendapatan menengah ke atas (5,6jt -- 13jt), dan memiliki gaya hidup plant-based. Untuk bisa memproduksi makanan yang berkualitas kami melakukan quality control dengan bekerja sama dengan petani lokal yang ada di Indonesia. Prospek investasi Indo Go Ijo, yaitu NPV Rp. 3.707.803, IRR sebesar 11%, PI 1, dan Payback Period selama 4,84 tahun.

Sumber dan referensi:

Susianto. 2010. “The Miracle of Vegan: Pola Hidup Sehat Ala Vegetarian Murni”. Jakarta: Qanita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun