Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pilot “Depresi” Dilarang Terbang!

29 Maret 2015   15:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14276180181066229059

Pilot “Depresi” Dilarang Terbang!

(Ilustrasi foto  kompas.com)

Diberitakan pesawat Germanwings 4U 9525 penerbangan dari Barcelona tujuan Duesseldorf menewaskan seluruh penumpangnya akibat ulah kopilotnya Andreas Lubitz yang diduga depresi dan melakukan ‘bunuh diri’. Berita media yang saya ikuti, menginformasikan tim evakuasitelah menemukan ratusan potongan jasad manusia di tempat jatuhnya pesawat. Dalam kondisi normal manusia ketika berada di dalam pesawat yang berada di atas awang-awang sudah merasa dirinya ‘sangat kecil’, apalagi kalau sampai mengetahui pesawat yang ditumpanginya dikendalikan oleh pilot secara tidak wajar.

Di berbagai media diungkapkan berdasarkan rekaman kotak hitam, pilot yang saat itu berada di luar kokpit menggedor-gedor pintu kokpit, agar dapat masuk kembali ke dalam kokpit. Namun kopilot yang ada di dalam kokpit tidak membukakan pintu kokpit. Tak terbayangkan ketakutan para penumpang pesawat Germanwings A320 saat pesawat yang ditumpanginya menukik tajam dari ketinggian 3800 kaki menghujam lereng pegunungan Alpen. Tindakan kriminal oleh kopilot Andreas Lubitz ini tidak akan pernah dilupakan oleh keluarga korban dan masyarakat di seluruh dunia.

Terlepas darihal tersebut, terdapat hikmah yang diambil bagi keselamatan penerbangan di Indonesia. Ancaman keselamatan / keamanan penerbangan bukan hanya faktor cuaca, kondisi kelaikan pesawat maupun kesalahan teknis human error. ‘Kesengajaan’ awak kabin, pilot atau kopilot menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian pengawas penerbangan!

Terkait SOP prosedur pengamanan kokpit pesawat sudah ada regulasi yang mengharuskan ada dua kru di dalam kokpit. Namun dalam penerbangan domestik adakalanya saya beberapa kali memperhatikan justru kalau pilot atau kopilot akan ke toilet pintu kokpit justru tidak terkunci rapat, hanya ditutup biasa, dan tidak ada kru yang mendampingi ada di dalam kokpit.

Sebagai penumpang pesawat saya tidak terlalu mempermasalahkan apakah kokpit pesawat terkunci rapat atau tidak ketika pilot atau kopilot meninggalkan kursinya. Harapan penumpang pesawat yang terpenting adalah dapat menikmati penerbangan yang aman, nyaman dan pesawat dapat sampai ditempat tujuan tepat waktunya! Jangan sampai ada lagi pilot yang tidak layak terbang, depresi atau terindikasi mengkonsumsi obat-obatan tetapi diijinkan mengemudikan pesawat terbang oleh otoritas penerbangan.

Dalam catatan The Federal Aviation Administration (FAA), sejak tahun 2007 hingga kini, Indonesia berada dalam posisi kategori 2 keselamatan penerbangan. Ini artinya standar keselamatan terbang belum dapat memenuhi standar persyaratan minimum keamanan terbang internasional sebagaimana diatur oleh organisasi International Civil Aviation Organization (ICAO). Kategori 2 ini memposisikan Indonesia setara dengan negara-negara kecil seperti Guyana, Serbia, Zimbabwe, Kongo. Ini menandakan keselamatan penerbangan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Regulasi keselamatan terbang internasional seharusnya dipatuhi dan diikuti oleh penerbangan di Indonesia.

Otoritas penerbangan Indonesia mempunyai tugas yang semakin berat, yaitu harus dapat mengawasi dengan ketat pilot atau kopilot yang akan mengudara. Yang diperiksa bukan hanyakelaikan pesawat terbang saja tetapi juga ‘kesehatan mental’ sopir pesawat terbang tersebut. Jangan sampai ada pilot atau kopilot yang meniru ulah pilot/kopilot di negara lain yang menghujamkan pesawat yang ada di bawah kendalinya. Kalau mau ‘bunuh diri’ lakukan saja sendiri. Tidak perlu mengajak atau membawa penumpang lainnya yang tidak bersalah!

Negara-negara eropa yang tingkat keselamatan penerbangannya sudah sangat tinggi ternyata masih dapat ‘kecolongan’ oleh ulah kopilotnya sendiri. Mudah-mudahan penerbangan di Indonesia yang masih amburadul ini dapat berbenah diri dan mau melakukan perbaikan yang serius dan signifikan demi tercapainya keselamatan penerbangan!

Salam!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun