Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Lainnya - Halo, saya mahasiswa!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaturan Berbahasa dan Bicara di Otak Manusia

2 Maret 2021   22:37 Diperbarui: 2 Maret 2021   23:13 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda bertanya-tanya  bagaimana bisa manusia memproduksi kata yang kemudian di ungkapkan dan memahami kata dari ucapan orang lain? Organ tubuh manakah kira-kira yang berperan mengatur manusia berbicara dalam sehari-hari? Ya! Jawabannya adalah otak. Tetapi perlu diketahui otak memiliki banyak sekali sistem didalamnya. Karena kali ini membahas tentang bahasa dan bicara maka jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut adalah Broca dan Wernicke. Apakah Anda sendiri pernah mendengarnya? Dua area pada otak ini memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup manusia. Karena jika salah satu saja tidak berfungsi, maka manusia tidak mampu menggunakan kemampuan berbahasa atau bicara nya. Untuk mengetahui lebih lanjut simak penjelasan berikut.

Area Broca

Nama Broca sendiri berasal dari penemu pertama kali, Pierre Paul Broca, yang telah melakukan pengamatan terhadap pasien tunawicara. Area bahasa ini terletak pada hemisfer srebri kiri atau otak kiri dan Broca terletak di gyrus frontalis superior pada lobus frontalis korteks otak besar. Area Broca dalam kehidupan manusia berperan sebagai proses bahasa, kemampuan berbicara, dan mengolah kata. Selain itu, menjadikan manusia dapat memunculkan ide dengan penyampaian yang baik, serta menggunakan kata-kata dalam bahasa lisan maupun tulisan.

Broca pada otak manusia dapat mengalami kerusakan. Kerusakan ini biasa disebut Afasia Broca atau Afasia Espresif, yang mana menyebabkan seseorang tidak mampu membentuk suatu kalimat yang sempurna dengan tata bahasa yang baik. Afasia Broca dapat terjadi karena kerusakan pada bagian otak yang terpisah di lobus frontal kiri pada area Broca. Pengidap penyakit ini masih memiliki kemampuan memahami bahasa dengan baik, akan tetapi ada juga yang kemampuan bahasa nya ikut menurun.

Area Wernicke

Tidak jauh berbeda dengan Broca, nama Wernicke pun diambil dari nama penemu pertama kali, Carl Wernicke seorang dokter di Jerman tahun 1874. Carl Wernicke menemukan kerusakan pada salah satu area otak yang menyebabkan seseorang tidak mampu memahami perkataan yang disampaikan orang lain. Area Wernicke terletak di bagian korteks otak besar, pada bagian posterior kiri dari gyrus temporalis superior, mengelilingi korteks pendengaran, di fissura sylvian (bagian pertemuan lobus temporalis dan parietalis otak). Area ini berperan sebagai pemahaman dari bahasa. Kita dapat memahami perkataan dari mulut atau tulisan orang lain karena area Wernicke. 

Sama dengan Broca, area Wernicke pun dapat mengalami kerusakan. Kerusakan pada area Wernicke disebut dengan Afasia Werncike atau Afasia Reseptif, yang mana terjadi kerusakan pada area superior posterior lobus temporal. Afasia Wernicke menyebabkan seseorang mengalami gangguan komunikasi atau berbicara dengan orang lain. Orang yang mengidap penyakit ini, dapat berbicara dengan baik akan tetapi sedikit atau bahkan tidak memiliki makna. Juga ia tidak mampu memahami apa yang dikatakan orang lain kepada dirinya. 

Setelah membaca penjelasan di atas, dapat kita ketahui ternyata kemampuan berbahasa dan berbicara manusia terletak pada sistem yang berbeda. Betapa Maha Hebatnya Tuhan dalam menciptakan manusia. Bentuk rasa syukur yang bisa kita lakukan adaah dengan menjaga kesehatan. Karena mahkota orang sehat itu hanya dapat dilihat oleh orang yang sakit. Ingat kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. 

Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun