Mohon tunggu...
Indari Mastuti
Indari Mastuti Mohon Tunggu... -

Indari Mastuti merupakan ibu rumah tangga yang "doyan nulis". Meski ibu rumah tangga, Indari sangat menyukai dunia bisnis, kajian perempuan, dan ia sudah menulis lebih dari 50 judul buku serta berprofesi sebagai penulis BIOGRAFI. Indari pada saat ini sukses mengawal dua komunitas perempuan yaitu Ibu-ibu Doyan Nulis yang berjumlah 10.559 orang dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis berjumlah 11.475 orang. Selain mengembangkan bisnis serta dua komunitasnya ini, Indari juga tercatat sebagai pengurus di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan pengurus di Indonesia Marketing Association (IMA). Pada tahun 2013, Indari melaunching Sekolah Perempuan, sebuah sekolah yang diperuntukkan bagi ibu rumah tangga. Bisnis dan komunitas yang dikawalnya telah membuat Indari mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di Indonesia, seperti Perempuan Inspiratif Nova (2010), Finalis Kusala Swadaya (2011), Juara 2 Wirausaha Muda Mandiri (2012), Perempuan Terinspiratif Indonesia Majalah Kartini (2012), Finalis Wanita Wirausaha Femina (2012), Juara 3 Kartini Awards (2012), Finalis Kartini Next Generation (2012), 100 Perempuan Pilihan Indonesia Mengubah Dengan Cinta SunLight (2013), Juara I Sekar Womenpreneur (2012), dan SuperWoman Indonesia (2014). Untuk menghubungi Indari bisa melalui email di indari.m@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengolah Kekhawatiran Pada Perempuan

1 Maret 2014   05:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda merasa masa depan Anda akan sedemikian buruknya? Pernahkah Anda begitu khawatir dengan penilaian orang lain pada diri Anda? Pernahkah Anda merasa keluarga Anda adalah keluarga paling bermasalah di dunia ini? Pernahkah, pernahkah, atau bahkan hari ini Anda merasakan hal itu dan membuat tidur Anda tidak nyaman, jantung Anda berdetak super kencang, hingga tubuh Anda  tidak bergairah melakukan apapun? Semua itu berawal dari rasa khawatir! Kekhawatiran terjadi dimana-mana. Khawatir adalah salah satu pemikiran akan sesuatu secara negatif yang belum benar atau akan terjadi, namun seolah-olah kita menyakini hal itu akan terjadi sehingga merampas ketenangan kita. Kekhawatiran kerap terjadi dimana-mana, terutama pada perempuan. Apalagi pada perempuan yang relatif lebih sensitif, lebih mudah tersentuh hatinya, lebih pemikir, serta lembut hatinya. Namun, jangan sampai kekhawatiran ini menjadi sumber petaka bagi perempuan. Kekhawatiran yang berlebihan cenderung lebih memberikan dampak negatif daripada positif. Negatif yang sering terjadi pada kekhawatiran adalah pemikiran yang berlebihan atas lingkungan di sekitar kita, atau mungkin seseorang yang tidak tahu menahu atas masalah kita. Khawatir membuat langkah menjadi lebih pendek karena ketakutan yang tidak beralasan, khawatir membuat kita kerapkali terjebak pada pemikiran negatif pada situasi yang masalah yang ringan sekalipun, khawatir membuat kita lebih sering lemas daripada bersemangat. Maka, ketika kekhawatiran mulai datang, satu hal yang bisa kita lakukan adalah BERDAMAI dengan khawatir dan MENJODOHKANnya dengan KELEBIHAN kita. Ketika khawatir atas penilaian orang lain, segera KOREKSI diri dan memperbaiki Ketika khawatir tentang masa depan, segera list kemampuan dan melangkah dengan yakin Ketika khawatir dengan suami, segera percantik hati dan diri agar menggairahkan cinta kembali Ketika khawatir dengan uang, segera yakini bahwa rezeki siap dipetik esok hari Ketika khawatir dengan utang, segera rapatkan diri padaNya dan mintalah jalan melunasinya Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Allah sudah mengatur hidup kita dengan baik pun dalam kondisi paling buruk menurut nalar kita. Perempuan, jangan khawatirkan apapun, melangkah saja sebaik yang Anda bisa... #bersama perempuan hebat dari Solok Selatan, Dewi Hastuti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun