Mohon tunggu...
Indah Rahmadani
Indah Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi Sekolah Vokasi IPB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran SMK: Berkurangnya Praktik Membuat Kualitas Lulusan SMK Menurun

26 Maret 2021   15:15 Diperbarui: 26 Maret 2021   15:20 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa pandemi yang tak kunjung reda sampai saat ini, berakibat pada melemahnya semua aktifitas masyarakat dunia terutama di Indonesia. Dari beberapa aktifitas tersebut salah satunya   adalah pendidikan. Masalah pendidikan kini bisa dibilang sangatlah serius. Proses pembelajaran yang awalnya dilakukan bertatap muka secara langsung, sekarang berubah menjadi kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan kebijakan tersebut, siswa diwajibkan untuk tetap mengikuti proses belajar mengajar tetapi dilakukan dari rumah.

Kebijakan tersebut sangatlah berdampak pada tujuan keempat dari Suistainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu Quality Education, untuk memastikan bahwa semua peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang di inginkan. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.  

Dari 17 tujuan tersebut, saya mengambil tujuan yang keempat yaitu Quality Education. Karena kualitas suatu negara dapat dinilai atau ditentukan salah satunya dengan kualitas pendidikannya. Sumber daya manusia sangatlah berpengaruh terhadap kualitas suatu negara. Kualitas pendidikan yang baik sangat perlu untuk menciptakan masyarakat indonesia yang produktif, kompetitif, dan juga bisa bersaing di internasional. Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan (input), unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha (output). Dalam tiga tahap tesebut, negara harus benar-benar membentuk pendidikan masyarakatnya agar mendapatkan hasil output yang berkualitas dan siap bersaing dengan mancah negara. Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Salah satu dampak pada masa pandemic Covid-19 saat ini adalah siswa SMK. Berawal dari semangat para siswa yang mulai menurun saat melakukan pembelajaran dari rumah menyebabkan banyak kendala yang bermunculan. Salah satunya adalah daya serap materi yang berkurang membuat proses Pembelajaran Jarak Jauh semakin tidak efektif.  Pada proses pembelajaran, banyak guru SMK yang resah dengan Pembelajaran Jarak Jauh yang kurang efektif untuk di terapkan di lingkungan SMK. Karena pembelajaran siswa SMK lebih dominan pada pembelajaran praktik daripada pembelajaran teori.

Erni, salah satu guru dari SMK menyatakan "Sangat sulit dalam menjelaskan materi kepada siswa. Dimana siswa seharusnya melakukan pembelajaran secara praktik tetapi siswa diharuskan berimajinasi dengan materi yang telah disampaikan". Banyak siswa yang tidak focus dan cenderung meninggalkan saat proses pembelajaran berlangsung.  

Kendala lainnya yang terjadi saat Pembelajaran Jarak Jauh yaitu mulai dari sumber daya manusia yang kurang memadai, fasilitas pembelajaran yang kurang seperti internet, serta website yang belum sepenuhnya layak digunakan dan dimiliki oleh seluruh siswa. Jaringan/sinyal yang kurang stabil juga menghambat proses pembelajaran, karena tidak semua area rumah para siswa memiliki jaringan yang stabil. Tidak menutup kemungkinan juga terdapat siswa yang tempat tinggalnya berada di daerah yang tertinggal dan sulit untuk mendapatkan jaringan yang stabil.

"Bahwa ada beberapa siswa yang juga tidak memiliki handphone dan laptop yang seharusnya menjadi media pembelajaran", ujar Erni seorang guru SMK. Dengan itu, sekolah memberikan keringanan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka dan menggunakan fasilitas sekolah yang ada demi keberlangsungan proses belajar mengajar bagi siswa tersebut.

Dengan proses pembelajaran yang berubah, beberapa ujian yang seharusnya dilakukan secara praktik menjadi ditunda dan dilakukan secara online. Oleh sebab itu, kualitas  lulusan SMK pada 1 tahun belakangan ini tidak bisa dijamin, karena kualitas pembelajaran yang tidak efektif mempengaruhi kualitas output dari siswa SMK.

Dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk kebijakan pembelajaran tatap muka secara langsung. Tidak hanya peran pemerintah saja, tetapi peran orang tua juga diperlukan untuk membantu menjalankan program tersebut. Yang dianggap akan memperbaiki kualitas output dari siswa SMK dan memaksimalkan tujuan keempat dari Suistainable Development Goals (SDGs) 2030 untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas serta untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Agar pemuda pemudi Indonesia siap bersaing di kancah Internasional. Materi tidak hanya dibayangkan oleh siswa, tetapi harus bisa diterapkan di dunia kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun