Mohon tunggu...
Indah NurHafifah
Indah NurHafifah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi IAIN JEMBER

تدريس المعلم في المدرسة الابتدائية في الجامعة الاسلامية الحكومية جمبر

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Analisa Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme beserta Tokoh Pemikirannya

15 Mei 2020   18:26 Diperbarui: 15 Mei 2020   18:34 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum wr wb

Semoga Allah senantiasa menambahkan ilmu dan kesemangatan selalu

Disini, saya akan menjelaskan tentang apa itu filsafat pendidikan rekonstruksionisme? 

Yang dimaksud dari rekonstrusionisme adalah membangun kembali. Atau mengubah dari tatanan lama menjadi tatanan yang baru atau modern. Tujuan pendidikan rekonstrusionisme ini adalah dapat menumbuhkan kesadaran yang terdidik berkaitan dengan masalah-masalah baik iti sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi manusia dalam kehidupannya serta dapat memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut. Sedangkan kurikulum dalam aliran rekonstrusionisme ini berisi tentang mata pelajaran yang menyangkut pautkan dengan masyarakat masa depan. Yaitu berisi tentang masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi manusia termasuk masalah-masalah pribadi peserta didik sendiri. 

Adapun kelebihan dan kekurangan dalam aliran rekonstruksionisme ini adalah:

Kelebihannya meliputi: membangkitkan kesadaran peserta didik tentang masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi, kurikulum berisi tentang kebutuhan akan beragam reformasi sosial, serta anak, sekolah, dan pendidikan dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial. 

Kekurangannya meliputi: beban dan tanggungjawab sekolah sangat berat, serta keterlibatan aktif dunia pendidikan pada dunia politik akan berdampak buruk. 

Tokoh-tokoh dalam filsafat pendidikan rekonstruksionisme diantaranya:

Caroline Pratt, yang beranggapan bahwa sekolah-sekolah tidak hanya harus mentransfer pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus berusaha dalam merekonstruksinya. 

Sedangkan George count dan Horld rugg (1930) mereka ingin membangun masyarakat baru, yakni masyarakat yang pantas dan adil. 

Cukup sekian, 

Wassalamu'alaikum wr wb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun