"Nah itu tadi, tujuan utamanya apa. Cuma mau saling lihat menu buka? Sekadar melepas kangen? Atau apa?"
"Nggak tahu. Kan aku belum pernah dapat undangan bukber virtual," jawabku sambil senyum sok imut.Â
Tak lama si ABG datang lagi sambil senyum-senyum seperti ada maunya.
"Ma, aku pinjam bajunya, ya, buat acara bukberku."
Aku mengangguk, lalu Nina tersenyum riang mencari baju di lemariku. Hmm, kalau bukber virtual, apa perlu pakai baju bagus, ya? Atau seperti saat kita harus meeting online dan anak-anak belajar online? Pinggang ke atas rapi, pinggang ke bawah celana pendek atau sarung.
Kesimpulan sementara, vote dari tiga orang anggota rumahku, dua (Nina dan paksu) say NO to bukber virtual. Aku? Masih fifty-fiftylah.**Â