Sudah dua hari ini, Nina sulungku merengek-rengek minta diizinkan pergi bukber di rumah temannya.
Aku masih pasang muka lempeng, dan keukeuh bilang NO. Si ABG makin manyun, lalu ganti merengek ke papanya sampai si papa bilang OK. Yah begitulah kebiasaan si paksu, suka lemah dengan permintaan anak. Tapi karena dia sudah meng-OK-kan, dan nggak lucu kalau kami berdua berdebat depan anak, maka aku mulai menginterogasi Nina, sebelum memberikan wejangan-wejangan maut.
"Bukber di mana?"
"Di rumah temanku, jiii..."
"Siapa namanya?"
"Bunga." - bukan nama sebenarnya -
"Kok, mama nggak pernah dengar nama Bunga?"
"Dia memang baru masuk pas SMA ini, Maa!" jelas Nina. Dia memang sekolah di pondok sejak SMP, dan sekarang sudah kelas 1 SMA. Si Bunga itu baru masuk pondok pas SMA, jadi termasuk teman baru juga bagi Nina.
"Di mana rumah si Bunga ini?"
"Dekatjiii ... di perumahan bla bla bla!" Nina menyebutkan kompleks perumahan tak jauh dari kompleks rumah kami.