Hingga saat ini mungkin masih banyak yang belum mengetahui bagaimana cara budidaya cabai merah keriting yang dapat berbuah lebat. Mulai dari petani, orang yang sudah lama berbudidaya tanaman cabai, hingga orang yang baru saja beralih profesi, belum tentu hasilnya maksimal.
Apalagi cabai merupakan bumbu dapur yang wajib ada dalam setiap masakan Indonesia. Oleh karena itu, permintaan cabai selalu mengalami peningkatan dan cenderung stabil.
Umumnya teknik budidaya tanaman cabai antara satu petani dengan petani lainnya sama, yaitu persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman dan perawatan, panen hingga penanganan pasca panen. Namun, ada beberapa juga yang melakukan dengan cara berbeda terutama karena jenis cabai keriting yang mereka tanam.
Tanaman cabai keriting pada dasarnya dapat tumbuh di semua daerah mulai dari dataran rendah atau dataran tinggi. Berikut adalah tahapan budidaya cabai merah keriting yang dapat berbuah lebat:
1. Persiapan lahan dan bibit
Setelah persiapan lahan dan mengetahui kapan jadwal tanamnya, hal paling penting adalah memilih bibit bersertifikat resmi, produktifitas tinggi dan berkualitas bagus.Â
Kemudian hal penting lainnya adalah perhatikan tanggal kadaluarsa produk, jangan tergiur membeli produk yang murah namun sudah dekat tanggal kadaluarsa. Â Kemudian setelah mendapatkan benih, sebaiknya langsung lakukan proses penyemaian benih.
Misalnya, Cabai Merah Keriting Maghma F1. Kemudian sesuaikan dengan jenis varietas cabai keriting yang akan ditanam. Untuk varietas Cabai Merah Keriting Maghma F1 adalah varietas yang beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi.
Ciri khas dari cabai maghma F1 adalah ukuran panjang cabai merah keriting lebih besar daripada cabai merah keriting jenis lainnya yaitu 4 hingga 16 cm, diameter 0,8 hingga 0,9 cm dengan warna cabai merah menyala. Potensi panen yang bisa dihasilkan mencapai 18 hingga 20 ton per hektare dengan rasa yang sangat pedas.
2. Pengolahan lahan