Mohon tunggu...
Indah Khaerani
Indah Khaerani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik Sebuah Kotak Kardus Saat Mudik

11 Juni 2018   14:02 Diperbarui: 11 Juni 2018   14:16 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari raya semakin dekat. Jelang Lebaran Idul Fitri, pemudik semakin banyak terlihat. Kalau anda bisa cermati lebih lagi, para pemudik ini memiliki kesamaan. Beda dari biasanya kita berpergian menggunakan traveling bag atau koper, mereka malah membawa kotak kardus sebagai tempat membawa barang bawaan mereka sebagai pengganti tas.

Namun, jangan salah sangka. Ada alasan khusus dibalik penggunaan kotak kardus sebagai pengganti tas. Pemudik lebih memilih kardus daripada tas karena punya beberapa alasan tertentu.

Dilansir dari CNNIndonesia, Devie Rahmawati sebagai pengamat sosial budaya  bilang kalau kotak kardus merupakan sebuah lambang kasih sayang dari para pemudik untuk keluarga tercita di kampung halaman. Munculnya lambang kasih sayang ini karena barang-barang yang dibawa bukan berupa bekal mereka untuk menginap di kampung halaman, melainkan berisi barang-barang yang akan diberikan untuk saudara-saudara di kampung sebagai hadiah.

Hadiah atau oleh-oleh dibawa menggunakan kardus, sedangkan pemudik membawa tas untuk pakaian-pakaian mereka.

Hadiah tersebut dapat diartikan, 'saya sudah mencari uang, sudah meninggalkan kalian semua. Ini bentuk sayang saya membawa sesuatu dan masih ingat pada kalian'. Orang daerah yang merantau lalu mudik secara tidak langsung akan melakukan hal ini secara faktor simbolik. Pemberian hadiah pada keluarga merupakan sebuah tradisi di negara kita, Indonesia. Devie memaparkan, dengan adanya tradisi ini masyarakat Indonesia bisa dikatakan masyarakat yang komunal dan memiliki nilai kekeluargaan yang tinggi.

"Karena komunal, kepulangan mereka ke kampung halaman bukan berlibur tapi melepas kerinduan kepada keluarga inti di daerah. Dan mereka butuh tanda kasih untuk dibawa ke kampung, yang paling mudah ya dengan kardus," ujar devie. 

Selain itu, mengapa lebih banyak orang memberi barang dibanding uang yang besarannya relatif? Ternyata barang dipilih sebagai tanda kasih sayang karena lebih nyata ketimbang uang. Kalau uang sendiri besarannnya relatif, lima puluh ribu rupiah ada yang bilang besar, ada yang bilang kecil. Sedangkan, kalau barang sulit dinilai harganya berapa dan juga bisa dipakai dan bermanfaat.

Sementara itu, selain simpel dan ringan, kardus dipilih dibanding tas karena harganya murah. Sedangkan tas rata-rata harganya mahal dan butuh perawatan khusus. Kotak kardus tidak butuh perawatan, dan setelah digunakan bisa dibiarkan begitu saja.

"Tidak semua pemudik memiliki kemampuan finansial yang cukup baik untuk membeli tas dan tas hanya dipakai waktu tertentu saja. Kalau dibiarkan saja, sayang harus mengendap dan tidak dipakai lagi setelah itu. Belum tentu juga tempat tinggal mereka cukup untuk menyimpan tas," papar Devie.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun