Tahun 2020 lalu, merupakan tahun yang berat dilewati bagi kita semua. Mengapa? Karema untuk pertama kalinya seluruh masyrakat Indonesia dibatasi aktivitasnya akibat adanya pandemic covid19 yang melanda. Seluruh aktivitas dibatasi, bahkan dilakukan dirumah dan melalui online. Tapi nyatanya, saat ini sudah berganti tahun menjadi 2021 musibah serta bencana terus berdatangan. Dimana sebelumnya masyarakat berharap bahwa tahun 2021 menjadi tahun yang lebih baik untuk segala hal, seakan tiba-tiba sirna. Ya, seperti yang kita ketahui bersama, di awal bulan Januari ini telah terjadi berbagai musibah yang melanda Indonesia. Mulai dari kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jurusan Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu pada tanggal 9 Januari 2021 lalu. Kecelakaan tersebut memakan korban sevbanyak 62 orang. Setelah itu, kita kembali dikejutkan dengan meninggalnya sosok Ulama Besar Tanah Air yaitu Syekh Ali Jaber diarenakan sakit lalu disusul oleh Ulama Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf. Bencana alam pun telah melanda Indonesia belakangan ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 154 bencana yang terjadi di awal tahun 2021 ini. Banjir bandang yang melanda Kalimantan dan Puncak Bogor, tanah lonsorg yang terjadi di Sulawesi Utara, gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat, dan masih banyak lagi. Tidak lupa pada kasus covid19 yang semakin meningkat setiap harinya yang masih melanda Indonesia sampai detik ini.
Semua yang telah terjadi seakan-akan mengingatkan kita tentang apa yang telah kita lakukan terhadap negeri ini. Memang seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana karena letak geografisnya. Namun, itu hanyalah sebuah teori belaka jika kita menganggap bahwa semua yang terjaadi adalah apa yang telah kita perbuat untuk negeri. Kewaspadaan menjadi prioritas utama untuk saat ini kepada siapapun. Tetap selalu berhati-hati, berdoa, serta mengikuti peraturan yang ada adalah langkah awal supaya kita semua tetap aman dimanapun dan kapanpun. Lekas pulih Indonesia.
Penulis : Indah Perwita Sari Mahasiswa STISIP Widuri
