Mohon tunggu...
Indah Feliana
Indah Feliana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa Teknik Kimia UB Ciptakan Produk Tabir Surya Alami dari Tembakau

28 Juni 2018   16:54 Diperbarui: 28 Juni 2018   16:52 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam American Cancer Society (2001) sinar surya yang sampai di permukaan bumi dan mempunyai dampak terhadap kulit dibedakan menjadi sinar UV-A, sinar UV-B, dan sinar UV-C. Sinar UVA mampu lebih dalam menembus kulit dan memiliki jangka waktu yang lebih lama untuk menimbulkan kerusakan pada kulit, seperti kerutan, dan gejala-gejala penuaan dini. Sinar UVA ini akan membuat kulit menjadi hitam (tanning). Sedangkan sinar UVB hanya 0,2 % dari sinar matahari total.

Paparan sekitar 15 menit/hari dari sinar UVB ini sebenarnya sangat penting untuk memicu pembentukan vitamin D3 (salah satu komponen Vitamin D) dari provitaminnya. UVB sebenarnya juga mampu melindungi kulit terhadap pembakaran lebih lanjut dengan cara menebalkan lapisan tanduk pada kulit. Namun, paparan sinar UVB yang terlalu lama dan terlalu sering bisa menyebabkan kulit terbakar yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker kulit akibat penekanan imunitas seluler kulit.

Sinar UVC sebenarnya amat berbahaya dan sangat merusak kulit, tetapi sinar ini ditahan oleh lapisan ozon. Kebocoran lapisan ozon (O3) menyebabkan beberapa (sebagian kecil) sinar ini masuk ke bumi. Sehingga manusia membutuhkan perlindungan kulit dengan menggunakan krim tabir surya.

Hingga saat ini krim tabir surya yang ada masih menggunakan ZnO dan TiO2. International Agency of Research on Cancer (IARC) memasukkan partikel nano ZnO dan TiO2 sebagai zat yang berpotensi menimbulkan kanker pada manusia. TiO2 yang diserap kulit akan melewati pembuluh darah kemudian masuk dalam sirkulasi darah dan memiliki efek pada gangguan liver dan sistem saraf. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan senyawa organik sebagai bahan aktif krim tabir surya yang baik untuk kesehatan.

Tim PKM Mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang beranggotakan Joshia Christa Pradana, Bagus Putra, Indah Feliana, Daud Apriwaluyo dan Wafiyatus Sholihah dibawah bimbingan Bapak Ir. Bambang Ismuyanto, MS. mempersembahkan: TACILINE, produk sunscreen alami dari ekstrak daun tembakau.

TACILINE memanfaatkan flavonoid dari ekstrak daun tembakau sebagai pengganti bahan anorganik pada sunscreen. Selama ini daun tembakau dimanfaatkan sebagai bahan utama pabrik rokok. Efek negatif pada kesehatan manusia akibat merokok menyebabkan banyak kampanye anti rokok dilakukan oleh beberapa aktivis kesehatan dan pembatasan sirkulasi rokok di beberapa negara.

Namun, mematikan industri rokok tanpa memberi solusi pada petani tembakau adalah kemustahilan. Dengan digalinya potensi tembakau untuk dijadikan bahan yang lebih berguna, diharapkan dapat membuka peluang produksi lain yang memanfaatkan tembaau sehingga bisa mengurangi produksi dan ketergantungan ekonomi penduduk terhadap perusahaan rokok. Sehingga nantinya dampak negatif rokok dapat dikurangi tanpa harus membunuh sektor pertanian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun