Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Putri Tangguk

26 Desember 2020   01:22 Diperbarui: 26 Desember 2020   01:25 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putri Tangguk saat ini merasa senang sekaligus bangga. Bagaimana tidak, hari ini ia akan mengadakan pesta besar-besaran, syukuran atas hari ulang tahunnya. 

Banyak sekali makanan dan minuman yang terhidang di meja. Semuanya terlihat menggiurkan. Putri Tangguk hanya mengundang sahabat-sahabat dekatnya saja, yang jumlahnya hanya lima orang. 

Namun makanan yang dihidangkan melimpah ruah, ada nasi kuning yang dilengkapi dengan lauk daging yang menggunung, ada juga berbagai panganan tradisional yang terbuat dari ketan, singkong, dan kacang-kacangan , yang ditempatkan di nampan-nampan selebar roda truk.

Hari menjelang senja,mendung yang sejak tadi menggelayut menjadi hujan yang membasahi bumi. Sahabat-sahabat Putri Tangguk belum ada yang datang. Ia mulai gelisah, berkali-kali ia mendengus dan mengomel. " Apa yang salah dengan acaraku kali ini, mengapa mereka belum juga muncul?!"

Ternyata semua sahabat Putri Tangguk membatalkan kedatangan mereka. Beberapa diantaranya memberikan alasan yang masuk akal, hujan. Tetapi Putri Tangguk tak mau tahu, ia kecewa dan marah. Dibuangnya sebagian makanan itu ke halaman belakang rumahnya, sisanya ia simpan untuk makan esok hari. Padahal ada tetangga kanan kirinya yang hidup dalam kekurangan, tapi sayang Putri Tangguk tak mau peduli.

Dulu, Putri Tangguk juga pernah membuang-buang beras di jalanan yang akan ia lalui sepulang dari memanen padi  di sawah dengan alasan agar jalanan tidak licin, ia takut terjatuh untuk kedua kalinya. (sepenggal cerita rakyat dari tanah Kerinci, salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, berjudul Putri Tangguk )

Mendengarkan cerita atau dongeng, khususnya dongeng dari beberapa provinsi di tanah air, bagi anak-anak saat ini sudah jarang terjadi. Apalagi membacanya. Mereka cenderung menyenangi hal-hal yang berbau luar negeri dan lebih modern. Lebih tertarik pada sesuatu secara digitalisasi, baik itu permainan atau pembelajaran. Zaman memang menuntut kita semua untuk selalu memperbarui segala hal. Dikuatirkan akan hilangnya kepercayaan akan nilai-nilai kearifan lokal, nilai budaya, bahkan nilai luhur dari bangsa ini. Beberapa fasilitas dan akses pendidikan bagi putra-putri kita terangkai dengan cepat dan cenderung instan. Tanpa proses dan usaha, seseorang dapat memperoleh kuantitas hasil yang diharapkan.

Masih banyak hal positif yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak, agar mereka mengenal proses. Salah satunya dengan kegiatan mendongeng atau bercerita. Memang tak semua anak berbakat menjadi penutur atau pendongeng. Namun dengan berusaha mencari dan menggali potensi pada anak, akan menularkan semangat kepada yang lainnya. Menggiatkan literasi agar anak-anak tidak salah langkah terutama dalam menerapkan teknologi ke dalam kehidupan mereka.

Dengan bangga, saya persembahkan tulisan yang sangat sederhana ini kepada salah satu anak didik kami siswi SD Xaverius 2 Jambi, yang memang sudah berbakat terutama dalam bertutur kata. Catharine Michelle Evelynawua Gulo, atau yang akrab dipanggil Michelle, kali ini berhasil menjadi juara 2 Lomba Mendongeng Tingkat Nasional secara virtual yang diselenggarakan oleh postiv.id ( www.postiv.id/event ) beberapa waktu yang lalu. Dongeng dari Jambi, tepatnya dari kabupaten Kerinci yang berjudul Putri Tangguk berhasil ia bawakan dengan baik. Kisah tentang seseorang yang membuang-buang rejeki berupa makanan dan akhirnya mendapatkan teguran dari Yang Maha Kuasa. Kisah yang memberikan pesan moral kepada generasi muda saat ini agar lebih peduli terhadap sesama, dan tidak berlaku boros atau mubazir. Kadang secara tidak sengaja kita memberikan contoh ini kepada anak-anak. Contohnya,  makan di restoran, jarang kita habiskan, dengan alasan kenyang atau tidak enak. Lalu, dikemanakan sisa makanan tadi? Mau dibawa pulang, pasti ada rasa malu dan gengsi, akhirnya terbuang ke tempat sampah. Itu adalah salah satu contoh yang akan ditiru langsung oleh anak-anak kita kelak. Tidak ada salahnya, jika sisa makanan tadi kita bawa pulang, jika tak layak diberikan kepada orang lain, masih bisa kita berikan kepada hewan peliharaan.

Ditengah kesibukan menghadapi penilaian akhir semester genap, apalagi di tengah pandemi ini, seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring, jelas sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran kami sebagai tenaga pengajar. Namun itu tidak menyurutkan kami dan juga Michelle untuk mencoba mengikuti kompetisi ini. Kami selalu ingin mencoba yang baru, dan berani menghadapi tantangan apalagi kompetisi ini tingkat nasional. Kami sebagai guru pembimbing saling bersinergi dan bekerjasama mengolah ide,gagasan serta pengetahuan dalam membimbing peserta lomba. Memang harus ada yang dikorbankan, tetapi kalau kita memiliki tekad untuk menjadi yang terbaik, semua halangan akan mudah dilewati. Berkat dorongan dan dukungan orangtua peserta didik, dan juga rekan- rekan guru lainnya .

Sekali lagi,  selamat untuk Michelle, semoga kamu dapat menginspirasi banyak orang, terutama teman-teman sekolahmu. Tetaplah menjadi pribadi yang tangguh, percaya diri, serta peduli terhadap sesama. Teruslah berliterasi, agar tak buram pandanganmu dalam meraih cita-cita. Jangan lupa untuk selalu menjadi orang yang rendah hati, bagaikan padi di sawah, semakin berisi semakin merunduk.Terima kasih kepada seluruh rekan guru SD Xaverius 2 Jambi, semoga ini menjadi pemicu semangat kita untuk menggiatkan literasi agar lebih melek akan teknologi.    

Salam Literasi !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun