Senin (1/2/2021) lalu, Pimpinan KBRI di Beijing, Tiongkok diketahui tengah bertemu dengan pimpinan grup usaha Delong asal Tiongkok lewat unggahan foto akun Instagram @kbribeijing.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Dubes Djauhari, Wakil Dubes Dino Kusnadi, Ibu Wiwik, beserta staf. Diawali dengan makan siang bersama Ding Liguo selaku General Chairman of China Delong Group and New Tianjin Steel Group yang merupakan perusahaan baja terkenal asal Tiongkok, yang berinvestasi di PT. Dexin Steel Indonesia Co., Ltd (PT.DSI), Morowali, Sulawesi Tengah.
Ding Liguo tidak sendiri. Dirinya didampingi sang istri yang diketahui Chairman of Beijing Cihong Charity Foundation, serta General Manager PT. DSI, dan beberapa pimpinan perusahaan.
Lebih dari sekedar makan siang bersama, pertemuan ini rupanya membahas rencana investasi Delong di masa mendatang. Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, Delong akan menjadikan Indonesia sebagai fokus pengembangan investasi luar negerinya. Dan, menurut tulisan akun @kbribeijing, untuk meningkatkan investasi Delong di Indonesia, perusahaan tersebut telah menggandeng perusahaan dari Jepang, Korea, dan beberapa dari Tiongkok.
Indonesia nampaknya tidak bisa lepas dari Delong. Hal tersebut dikarenakan produksi baja Delong yang pabriknya berlokasi di Morowali telah diekspor ke berbagai negara dunia, termasuk ASEAN. Kepuasan Delong belum cukup sampai di situ, setelah kehadiran Delong Group and New Tianjin Steel Group, mereka akan membuka grup perusahaan ketiga di Indonesia. Dan rencananya, antara Delong dan Dubes akan segera berkunjung ke Indonesia untuk melaksanakan rencana tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Indonesia bergandengan dengan negara tirai bambu. Wujud kerja sama ini tidak jarang menimbulkan pro dan kontra dari publik, mengingat investor maupun tenaga kerja asing mendapatkan konsepsi negatif di mata publik. Padahal, banyak peluang baik yang didapatkan Indonesia jika melakukan kerja sama dengan pihak asing, salah satunya yang bisa dirasakan oleh publik yaitu terciptanya peluang kerja.
Rencana tersebut diharapkan Dubes Djauhari dapat terlaksana di tahun ini. Kerja sama tersebut juga menjadi wujud penguatan kerja sama Indonesia dengan Tiongkok dalam kerangka sinergi BRI-GMF.
Bagaimana menurutmu, apakah kamu termasuk yang mendukung Indonesia bekerja sama dengan asing atau ada pendapat lain tentang meningkatkan perekonomian Indonesia tanpa bantuan asing?