Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadi Orang Terkaya di Dunia, Elon Musk Pernah Alami Kerugian

3 Februari 2021   15:33 Diperbarui: 3 Februari 2021   15:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: businessinsider.com

Bila mengingat kata mobil listrik, nama perusahaan yang sering terlintah dipikiran adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk, yaitu Tesla Inc. Berdiri sejak tahun 2003, Tesla menawarkan produk kendaraan ramah lingkungan dan energi alternatif.

Meskipun sang pendiri Tesla dulunya pernah berada di bidang Teknologi Informasi, kini dirinya banting setir ke industri otomotif. Tesla tidak hanya fokus pada mobil listrik saja, saat ini mereka juga memiliki perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi ke luar angkasa. Tesla Roadster merupakan salah satu produk awal mereka yang dikabarkan sedang dalam dalam perjalanan mengelilingi orbit antara Bumi dengan planet Mars.

Terdapat 4 model produk Tesla yang membawa nama Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia pada tahun 2020 yaitu Model S, Model 3, Model X, dan Model Y. Jika digabungkan antara hurud dan angka tersebut akan membentuk kata S3XY.

Dilansir VIVA Otomotif dari Autoevolution, Selasa (2/2),Tesla sempat mengalami masa di mana mereka mengalami kerugian besar. Meski berhasil menjual hampir 500 ribu unit kendaraan tahun lalu, namun Tesla tidak mendapatkan untung dari transaksi tersebut.

Tesla juga mau tidak mau harus mengeluarkan biaya US$800 juta atau setara Rp11,8 triliun, untuk membuat dan mengirim seluruh unit pesanan konsumen di 2020.

Lalu, bagaimana cara Elon Musk si pemilik perusahaan Tesla yang memproduksi mobil listrik menjadi pria terkaya di dunia?

Ternyata Tesla memanfaatkan aturan yang diberlakukan oleh beberapa pemerintah di beberapa negara yaitu di AS, yakni California, Colorado, Connecticut, Maine, Maryland, Massachusetts, New York, New Jersey, Oregon, Rhode Island, dan Vermont.

Maksudnya, aturan tersebut mewajibkan semua produsen kendaraan untuk membuat dan menjual mobil listrik dengan presentase tertentu. Jumlah kendaraan ramah lingkungan tersebut akan dikonversi ke dalam kredit dengan nilai yang sudah ditentukan.

Ketika hal tersebut tidak tercapai, maka maka produsen bisa tetap memenuhi kuota dengan cara membeli kredit dari pabrikan lain yang punya banyak tabungan. Dikarenakan unit kendaraan yang dijual Tesla bebas emisi, maka mereka memiliki saldo kredit yang sangat banyak dan bisa dibeli oleh perusahaan lain.

Dari Elon Musk, kita belajar bahwa untuk mencapai kesuksesan sudah pasti akan menghadapi kegagalan. Meski sempat rugi, Tesla tidak takut untuk menciptakan keuntungan yang lebih besar. Apakah Elon Musk termasuk idolamu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun