Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Presiden Jokowi Beberkan Indonesia Siap Masuk Pasar Kendaraan Listrik

11 Januari 2021   10:17 Diperbarui: 11 Januari 2021   10:56 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: ayobandung.com

Hilirisasi nikel di Tanah Air digalakkan presiden Joko Widodo sejak Agustus 2020. Adanya hilirisasi ini diyakini dapat memperbaiki current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan, mengurangi penggunaan energi fosil yang sewaktu-waktu dapat habis, dan meningkatkan peluang kerja bagi rakyat Indonesia.

Sebelum adanya hilirisasi nikel, pemerintah mulai dengan mengeluarkan peraturan larangan ekspor ore (bijih) nikel yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2020. Sekian tahun lamanya, Indonesia hanya fokus mengekspor nikel mentah, tanpa melakukan pengolahan yang lebih lanjut.

Hal ini dibuktikan dengan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2019 mengenai ekspor bijih nikel yang mencapai 30 juta ton di tahun 2019. "Ekspor nikel 30.000.193 (30 juta) ton, tidak melebihi (kuota)," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba, Yunus Saefulhak pada Januari 2020 lalu, dikutip dari CNN Indonesia.

Angka tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang berada di sekitar 22 juta ton. Jika mengekspor bijih nikel saja, lama-kelamaan perekonomian Indonesia hanya disitu-situ saja, tidak ada kemajuan. Itulah mengapa presiden Jokowi berjuang selama 3,5 tahun lamanya berusaha untuk merebut mayoritas saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen dari Amerika Serikat.

Saham Freeport sudah berhasil direbut sebesar 51 persen, larangan ekspor nikel digalakkan, tetap saja ada rakyat yang menganggap usana pemerintah hanya angin berlalu. Lalu, apalagi yang ingin dilakukan presiden Jokowi beserta jajaran pemerintah untuk kedepannya?

Presiden Joko Widodo ingin Indonesia bisa menjadi pemain di pasar mobil listrik dan ponsel dengan memanfaatkan kekayaan nikel yang dimiliki negeri. Menurutnya, Indonesia punya modal besar. Cadangan nikel dunia sebesar 25 persen atau setara dengan 21 juta ton nikel ada di sini. 30 persen produksi nikel dunia saat ini juga dikuasai oleh Indonesia. Kini, Indonesia sudah mengolah bijih nikel menjadi nickel pig iron, feronikel dan baja tahan karat. Untuk lima tahun kedepan, pemerintah akan fokus pada industri hilir bijih nikel.

"Kita ingin memasuki fase berikutnya untuk memasuki produksi baterai lithium sebagai komponen utama kendaraan listrik yang ke depan ini merupakan sebuah kesempatan yang besar bagi kita," ungkap Jokowi saat memberi sambutan pada HUT ke-48 PDI Perjuangan yang digelar virtual, pada Minggu (10/1).

Stop ekspor bahan mentah jika Indonesia ingin mendapatkan keuntungan lebih dengan cara mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, mengapa tidak dicoba? Presiden dan jajaran pemerintah kita sedang bekerja. Apakah menurutmu langkah mereka sudah tepat?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun