Mohon tunggu...
Inayatul Maulina
Inayatul Maulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Ada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Ilmu Matematika dengan Al-Qur'an

5 Mei 2022   19:31 Diperbarui: 12 Mei 2022   02:41 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bicara soal ilmu matematika pastinya dari kita semua sudah tidak asing lagi. Mulai dari sejak dini kita sudah diajarkan dengan ilmu matematika. Karena Matematika merupakan mata pelajaran yang selalu ada dalam setiap jenjang pendidikan. Mulai dari jenjang TK, SD, SMP, sampai dengan SMA matematika merupakan mata pelajaran yang pasti ada. Dalam kehidupan sehari-haripun hidup kita berdampingan dengan ilmu matematika. Walaupun begitu masih ada orang yang berpendapat bahwa matematika merupakan mata pelajaran atau ilmu yang tidak penting dan mempelajarinya itu tidak berpahala. Karena matematika tidak ada hubungannya dengan  Al-Qur’an dan agama. Bahkan lebih parahnya lagi masih ada yang beranggapan bahwa ilmu matematika itu tidak bermanfaat bagi kehidupan karena ilmu matematika merupakan ilmu dunia bukan ilmu untuk bekal di akhirat kelak.

Namun anggapan-anggapan seperti itu tidak akan ada jika kita mempelajari lebih jauh dan menggali lebih dalam mengenai ilmu matematika dan Al-Qur’an yang tentunya akan lebih hebat lagi. Jika seseorang mau berfikir dan mencari tentunya tidak akan berfikir pendek mengenai ilmu, utamanya pada ilmu umum atau sains.

Allah SWT berfiman dalam QS. Yusuf ayat 111

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Artinya: sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa al-quran mengandung banyak ilmu karena Al- Qur’an didalamnya menjelaskan segala sesuatu apapun itu. Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang bertahan hingga sekarang. Selain sebagai mukjizat, Al-Qur’an merupakan sebagai kitab suci umat islam yang merupakan sumber segala ilmu. Jika dicermati secara teliti sesungguhnya semua ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang, sejatinya telah Allah tuliskan dalam kitab suci Al-Qur’an ini tak terkecuali ilmu matematika. Mulai dari konsep sederhana bahkan sampai yang rumit, Allah telah menjelaskannya dengan baik dalam Alquran.  Oleh karena itu kita sebagai umat muslim patut dan mempunyai suatu keharusan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam  pengembangan ilmu sebelum merujuk kepada teori ataupun konsep-konsep lainnnya terutama mengenai ilmu matematika. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa ilmu matematika ilmu dunia yang tidak penting dan tidak ada keterkaitan dengan Al-Qur’an dan agama. 

Perlu diketahui bahwa sains pernah berkembang pesat pada masa peradaban islam. Banyak muncul ilmuwan-ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh pada masa peradaban islam dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran intelektual pada setiap bidangnya masing-masing. Diantara ilmuwan-ilmuwan muslim dalam bidang matematika yaitu Al-Khawarizmi (penemu angka nol, ahli dalam bidang aljabar dan merupakan seorang perintis matematika muslim serta disebut sebagai bapak aljabar), Umar Khayyam (ilmuwan muslim yang ahli dalam bidang geometri, aljabar dan trigonometri) Al-Batani (ahli dalam bidang trigonometri), ahmad khatib al minangkawi (ahli dalam bidang aritmatika, kombinatorika, dan astronomi), Al-Biruni (peletak dasar trigonometri modern). Para ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut semuanya menggunakan dasar dari al-quran. Karena kita tahu bahwa pada zaman dahulu teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang ini. 

Albert Einsten seorang ilmuwan non islam saja mengatakan bahwa “ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta”. Dari beberapa keterangan tersebut tentunya bisa diambil kesimpulan bahwa bahwa antara ilmu matematika dan al-quran pasti mempunyai keterkaitan dan merupakan satu kesatuan. Maka dari itu kita sangat perlu mempelajari lebih dalam agar dapat memahami matematika dengan baik. Hal itu dapat diwujudkan dengan Mengintegrasikan ilmu matematika dengan al-quran.

Matematika dalam islam dapat diartikan sebagai belajar matematika dari Al Qur’an atau mengkaji matematika pada Al Qur’an. Istilah ini bukan memaksakan kaitan matematika dengan Al- Qur’an tetapi memahami Al-Qur’an dengan baik kemu dian menganalisa Al-Qur’an yang memuat unsur matematika.  Mengintegrasikan ilmu matematika dengan Al-Qur’an dalam pembelajaran yang terintegrasi itu tidak sekedar mencocokan atau memaksakan kaitan antara matematika dengan Al Qur’an namun lebih dari itu. Yaitu dengan memahami dan memaknai Al- Qur’an kemudian dikaitkan dengan matematika atau memahami dan memaknai matematika yang selanjutnya dipandang berdasarkan Al- Qur’an. Upaya integrasi keilmuan dalam studi Al- Qur’an adalah sebuah kemestian untuk menjawab tantangan zaman (Iskandar, 2016). Ketika siswa belajar matematika yang dikaitkan dengan Al- Qur’an diharapkan siswa memaknai lebih arti belajar matematika dan semakin lebih meyakini akan kebesaran ilmu Allah SWT sehingga semakin bertambah keimanan dan ketakwaannya.

Dalam mengintegrasikan ilmu matematika dengan Al-Qur’an terdapat beberapa model-model matematika terintegrasi dengan Al-Qur’an yang terdiri dari mengembangkan matematika dari Al-Qur’an, menggunakan matematika untuk melaksanakan Al-Qur’an, menggunakan matematika untuk menguak keajaiban matematis Al-Qur’an, menggunakan matematika untuk menjelaskan Al-Qur’an, menggunakan matematika untuk menyampaikan Al-Qur’an, dan mengajarkan matematika dengan nilai-nilai Al-Qur’an (Rosmanidar, 2017).

Salah satu bentuk integrasi ilmu matematika dengan al-quran pada materi peluang yaitu  dituangkan dalam Surat Ali-Imran ayat 185 dan 189. Pada ayat ke 185 disebutkan  firman Allah yang artinya “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. Dan pada ayat ke 189 disebutkan pula firman Allah yang artinya “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu”. Disebutkan bahwa setiap orang akan mati namun tidak dijelaskan matinya seseorang itu kapan sehingga seseorang itu mempunyai banyak kemungkinan atau peluang kapan dan bagaimana seseorang itu akan mati. Dalam Hal ini juga menunjukkan bahwa setiap orang berpeluang masuk surga dan neraka, karena pada dasarnya hanya orang yang beruntunglah yang dapat masuk surga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun