Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Hasil Pembangunan Menjadi "Monumen Cipta Karya" (MCK)

30 Mei 2023   07:16 Diperbarui: 30 Mei 2023   16:49 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Hasil Pembangunan Menjadi 

Monumen Cipta Karya (MCK)

Pembanguna  sejatnya adalah untuk kepentingan warga masyarakat dalam meningkatkan kesejahtraan misalkan pada pembanguna infrastruktur jalan  agar dengan pembangunan tersebut akses masyarakat jadi lebih mudah, perekonomian berjalan lancar, hubungan relasi social tidak terkendala, perputaran roda perekonomian masyarakat lebih cepat ini akan terjadi  peningkatan kesejahtraan masyarakat begitu juga dengan penyediaan sarana air bersih adalah semata-mata  untuk kepentingan warga masyarakat dari kekurangan air bersih karena seringkali permasalahan air bersih masih menjadi salah satu persoalan yang krusial bagi masyarakat terlebih masyarakat yang berada diwilayah gersang otomatis air bersih menjadi terkendala dan kalaupun ada tentu letaknya sangat jauh dan mahal pada akhirnya pemerintah daerah harus turun tangan untuk menjawab dengan membantu atas kelangkaan air bersih yang di alami masyarakat melalui pembuatan sumur bor misalnya  

Namun semua itu yang  perlu menjadi perhatian adalah bahwa pelaksanaan pembangunan  yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah mutlak harus berdasarkan prioritas kebutuhan masyarakat tinggal bagaimana cara mengetahui prioritas permasalahan yang dialami warga masyarakat? Tentu saja dengan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui rembug warga untuk  mengali permasalahan yang dialami sekaligus menyepakati menentukan solusi terbaik dan paling prioritas segera ditangani jika tidak segera akan berdampak buruk bagi warga masyarakat semua ini bisa digali dari warga masyarakat yang mengetahui, merasakan secara langsung, dan melalui  pola pendekatan seperti ini  akan ada partisipasi aktif masyarakat dari mulai perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan bahkan pasca pelaksanaan  dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan hasil pembangunan secara mandiri melalui swadaya masyarakat yang digerakan oleh institusi local namun sayangnya gagasan baik ini faktanya masih banyak  ditemukan bahwa proyek yang pada hakekatnya menerapkan pola pendekatan bersifat bottom-up dengan pelibatan masyarakat secara menyeluruh  seringkali  tidak melaksanakannya dengan konsisten di lokasi pembangunan karenanya diperlukan  prosedur penyampaian informasi yang tepat, sederhana,  effektif, effesien, mudah dipahami  dan  lengkap hingga ke tingkat keluarga/ warga karena pembangunan dengan pola pendekatan pemberdayaan  masyarakat perlu dilaksanakan di seluruh tingkatan dan lapisan, dan penanggung jawab program perlu mendapatkan umpan balik dari warga masyarakat  sehingga nantinya diharapkan  masyarakat sebagai pelaku utama sebagai actor pembangunan sehingga nantinya diharapkan  dapat mengelola sendiri atas pembanguan infrastruktur melalui  pemeliharaan dan perawatan hasil pembanguna secara swadaya

Sumber Dok. Yoursay Suara.com
Sumber Dok. Yoursay Suara.com
                                                                                             

Hanya saja masih ada anggapan bahwa pembangunan adalah hak mutlak pemerintah, masyarakat tinggal menerima dan memanfaatkan  terpenting bagi pemerintah apa yang dilakukan sesuai aturan hukum dan syarat administrasi dipenuhi sehingga mengabaikan  persetujuan warga masyarakat penegasan ini atas dasar asumsi bahwa  pembangunan ini untuk kepentingan umum berdampak positif bagi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat dan kecenderungannya memandang bahwa  persetujuan warga masyarakat akan menyita waktu, membutuhkan biaya tambahan lebih besar lagi, dan kalaupun ada mekanisme meminta persetujuan  atas sebuah pembangunan  melalui sosialisasi, acap kali prosesnya berlangsung artifisial dan hasilnya tak jarang manipulasi dan koersi akibat ada kontrol dan hambatan saat warga menentukan pilihannya.  Jika pola pembanguna ini terjadi  maka jangan disalahkan bila warga  masyarakat tidak merasa memiliki hasil pembangunannya karena dibangun bukan atas dasar  kebutuhan mereka  sifatnya given   pada akhirnya masyarakat kurang merasakan manfaatnya  atas hasil pembangunan, dan pada akhirnya  hasil pembangunan  yang memakan biaya cukup besar hanya  akan menjadi Monumen Cipta Karya (MCK) hanya menjadi tontonan masyarakat  namun tidak memberikan manfaat terhadap masyarakat pada akhirnya pelan-pelan akan mengalami kerusakan karena tidak ada kegiatan pemeliharaan dan perawatan dari masyarakat secara mandiri . Wallahu A'lamu

Kreator: Inay Thea Cileungsi Bogor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun