Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Data Usai, Cara Membasmi Cecak Jadi Cerita: Wajah Lain Kebersamaan Desa

2 Oktober 2025   20:06 Diperbarui: 2 Oktober 2025   20:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga desa tertawa santai di balai, sambil menunjuk cecak di dinding, kopi setengah penuh menghiasi meja rapat. (Sumber: Dokumen pribadi)

Hujan sore menahan langkah pulang para bapak-bapak dan ibu-ibu desa selepas evaluasi penginputan data e-HDW. Di kantor camat, kursi masih berderet rapi, sementara beberapa gelas kopi setengah penuh dibiarkan dingin. Sisa rapat terasa melekat di udara, namun perlahan mencair jadi suasana santai.

Topik sebelumnya berkisar pada angka stunting dan data keluarga. Angka-angka yang biasanya kaku, penuh istilah teknis, perlahan berganti dengan gurauan sederhana. Ketegangan yang semula terasa di ruangan rapat mulai mencair, tergantikan tawa kecil yang menyelip di antara percakapan ringan selepas pertemuan resmi.

Dalam suasana menunggu hujan reda, seorang admin desa tiba-tiba membuka percakapan baru. Ia mengeluh, di rumahnya cecak beranak pinak tak terkendali. “Seperti mati satu tumbuh seribu,” katanya. Mendengar itu, forum tak resmi seketika pecah tawa, obrolan pun bergeser ke urusan cecak.

Dari Data Serius ke Curhat Cecak Rumah Tangga

Obrolan cair itu bermula dari cerita sederhana, tetapi seakan membuka ruang tawa baru. Seorang bapak berkomentar, “Kalau cecak sudah menguasai rumah, data e-HDW pun kalah penting.” Gurauan itu disambut dengan tawa riuh, seolah semua sepakat bahwa cecak memang musuh bersama.

Beberapa ibu menimpali dengan nada serius bercampur bercanda. Mereka bilang cecak bikin jijik kalau jatuh ke makanan. “Apalagi kalau jatuh ke sayur bening yang sudah dimasak, bisa bubar makan malam sekeluarga,” ujar seorang ibu sambil menggeleng. Obrolan semakin seru, suasana balai desa pun kembali hangat.

Cerita berlanjut dengan ragam pengalaman masing-masing. Ada yang bilang cecak di rumahnya senang berkumpul di dekat lampu neon. Ada pula yang mengaku pernah dihantam “kejutan tak mengenakkan” saat cecak menjatuhkan kotorannya di meja makan. Dari situ, diskusi dadakan tentang cara membasmi cecak pun dimulai.

Forum informal ini mendadak berubah seperti “kelas kreatif desa.” Setiap orang menyumbang ide. Ada yang logis, ada yang tradisional, dan ada pula yang unik bin jenaka. Semuanya dibicarakan dengan tawa renyah, seakan cecak bukan sekadar hewan kecil, tapi juga pemicu kebersamaan.

Resep Tradisional: Dari Kulit Telur sampai Daun Sirih

Seorang ibu yang dikenal gemar meracik jamu angkat suara lebih dulu. Katanya, cara paling mudah adalah menaruh kulit telur kering di pojokan rumah. Aroma khasnya dipercaya mengusir cecak. “Kalau orang tua dulu, selalu begitu. Katanya cecak paling tidak suka,” ucapnya penuh keyakinan.

Lalu seorang bapak menyambung dengan kisah serupa. Ia bercerita bahwa daun sirih juga sering dipakai. Tinggal diremas lalu ditempel di sudut tembok. “Kalau ada cecak lewat, biasanya kabur. Mungkin baunya terlalu kuat,” katanya. Cara sederhana ini disambut anggukan, meski ada pula yang ragu efektivitasnya.

Tak berhenti di situ, muncul lagi ide lain. Abu dapur juga disebut bisa jadi senjata. Caranya ditaburkan di jalur biasa cecak berlari. Konon, abu membuat cecak tak nyaman karena menempel di tubuhnya. “Kalau pakai abu, sekalian bikin lantai bersih,” seloroh seorang bapak, menambah riuh suasana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun