Mohon tunggu...
imron rosyidi
imron rosyidi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Staff pengajar sekaligus pelaku bisnis online, hobi olahraga dan musik, gemar menulis di blog pribadi maupun blog keroyokan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjuangan Belum Berhenti

15 Januari 2010   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:27 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ketika kita membandingkan negeri ini dengan negara tetangga maka akan ditemukan banyak kejanggalan yang memang perlu diperbaiki, ketika membandingkan penghasilan di negeri ini dengan negara tetangga, banyak hal yang terlalu kontradiktif, akankah kita diam dan membiarkan semua hal janggal tersebut berlangsung?, ketika 10 napi harus berdesak - desakan dalam satu ruang sementara satu napi exlusive menempati sebuah hotel mewah di lingkungan yang sama, ketika anggota dewan saling menghujat dan saling serang kapan mereka memikirkan rakyat.

Ketika perdebatan istilah begitu penting dibandingkan AKSI, ketika diskusi dihangatkan tanpa ada ending, semua masalah butuh penyelesaian, semua konflik butuh pendamaian, negara ini bukanlah kerajaan yang setiap titah rajanya selalu dipatuhi, negara ini adalah negara demokrasi sehingga yang memiliki uang lebih berkuasa dibanding lembaga - lembaga negara. Ketika hukum bisa dibeli, ketika keadilan bisa dibeli, ketika kematian bisa dibeli, ketika segala hal dibeli dengan uang maka rakyat miskin yang akan selalu termarginalkan.

Ketika negeri ini rajin berdebat tetapi tidak banyak aksi, maka retorika terjadi dimana - mana, mengisi seminar mengkritik berbagai macam kejadian tetapi sama sekali tidak melakukan aksi untuk menunjukkan eksistensi. Perjuangan ini belum berhenti, aksi dibutuhkan untuk merobohkan penghalang, masalah dinegeri ini terlalu kompleks, sudah saatnya kita beraksi, melakukan berbagai macam upaya perubahan untuk membantu mengurai permasalahan, atasi yang mampu kita atasi dan biarkan orang lain mengatasi sesuai kemampuan mereka.

Contoh sederhana adalah sampah, lakukan pengelolaan sampah, tegur para pembuang limbah yang mencemari sungai, tegur para pelaku illegal logging, tegur para siswa yang melakukan bolos sekolah (bolos sekolah adalah bibit awal korupsi terhadap waktu), lakukan aksi yang ringan tapi mengena, lakukan aksi yang berdampak langsung, perjuangan ini masih sangat panjang tetapi dengan banyak aksi yang muncul maka serumit apapun kasus akan terurai dengan jelas.

perjuangan untuk mendapatkan lebih baik masih sangat panjang, dengan memulai berjuang dari lingkungan terdekat, orang - orang yang kita kenal, dimulai dari hal - hal kecil bukan tidak mungkin akan berdampak besar, rakyat butuh sebuah kejelasan apakah uang 6, 7 trilyun kembali atau tidak. Jika kembali masalah selesai, jika tidak kembali bagaimana caranya agar kembali, rakyat jangan di giring persepsinya dengan berbagai manuver, permintaan rakyat jelas, situasi aman, ekonomi stabil, para pelaku kriminal berkerah hitam maupun berkerah putih ditangkap, negara tidak berada dalam kepalsuan dll. Kita tidak akan mampu merubah sebuah negara, tetapi dengan memperbaiki sekitar kita jika dilakukan secara serentak akan mampu merubah negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun