Mohon tunggu...
M Imron Fauzi
M Imron Fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Pedagang Kecil

Duniaku BUMI MANUSIA dengan segala persoalannya. -Minke

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masih Dianggap Pentingkah Pendidikan Formal Itu?

27 Februari 2020   17:21 Diperbarui: 20 Juli 2020   17:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: steemit.com

Sejumlah penggagas lain juga banyak yang melontorkan pesimisme mereka terhadap lembaga pendidikan formal. Seperti yang tertuang dalam buku tulisan Eko Prasetyo "Orang Miskin Dilarang Sekolah". Tulisan Andreas Harefa dengan judul, "Sekolah Saja Tidak Pernah Cukup" dan  "Sukses Tanpa Gelar". Darmaningtyas juga memiliki tulisan yang berjudul "Pendidikan Yang Memiskinkan" dan "Pendidikan Rusak-Rusakan". 

Zageus juga menulis "Kalau Mau Kaya, Ngapain Sekolah". Diluar negeri ada  Robert T Kiyosaki menulis tentang ("If You Want To Be Rich and Happy, Don't Go To School", dan "Rich Dad, Poor Dad") juga menyuarakan soal pesimismenya terhadap sekolah formal, dan sebagainya.

Beberapa pandangan ekstrim tersebut diatas yang mengatakan tidak butuh terhadap sekolah formal tentunya tidak bisa semata-mata dinilai sebagai pesimisme belaka, tetapi harus dipandang sebagai kritik terhadap dunia pendidikan kita. 

Sebab, sebagaimana yang diamantkan dalam UUD 1945, bahwasanya sudah menjadi tugas negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan adalah hak semua bangsa. Artinya, semua orang harus dapat bersekolah dan semua orang harus dapat mengekspresikan kepentingannya dalam dunia pendidikan. 

Pendidikan sudah seharusnya milik masyarakat tanpa ada syarat kaya atau miskin, bentuk fisik (cacat atau tidak) serta tanpa membandingkan ras, suku dan agama.

Dalam konteks kekinian, pendidikan sebenarnya mampu memberikan jawaban terhadap berbagai masalah yang sedang dihadapi bangsa ini, sekalipun masih melihat terlebih dahulu kualitas output pendidikan dalam menyelesaikan maslah-masalah tersebut. 

Semisal contoh, jika saat ini Indonesia sedang gencar memerangi korupsi, maka pendidikan sebenarnya mampu mengakomodasikan isu ini dalam kurikulum pendidikan. Begitupun juga dengan kerusakan alam, budaya malas, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan sebagainya. Pada posisi ini pendidikan mampu mewujudkan peran dan fungsinya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun