Mohon tunggu...
M Imron Fauzi
M Imron Fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Pedagang Kecil

Duniaku BUMI MANUSIA dengan segala persoalannya. -Minke

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masih Dianggap Pentingkah Pendidikan Formal Itu?

27 Februari 2020   17:21 Diperbarui: 20 Juli 2020   17:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: steemit.com

"Pendidikan adalah senjata, yang efeknya tergantung pada siapa yang memegang ditangannya dan kepada siapa itu di tunjukkan." -Josep Stallin.

Pendidikan merupakan aset termahal bagi sebuah bangsa dalam membangun jatidiri serta menjaga eksistensinya. Harapan-harapan terhadap sosok "manusia masa depan" merupakan suatu yang lumrah jika melihat ketekunan para pelajar dalam menjalani proses pendidikan. 

Ekspektasi yang sangat tinggi terhadap keberhasilan pendidikan dalam membentuk manusia yang berpengetahuan serta mampu mengemban tanggung jawab dalam melaksanakan tongkat estafet kepemimpinan, tentu mendorong sebuah bangsa agar bersikap tegas dan serius dalam menyelesaikan segala persoalan pendidikan.

Dewasa ini, disaat sistem pendidikan Indonesia yang masih belum jelas arah dan tujuannya, nyatanya animo masyarakat dalam menyekolahkan putra-putrinya masih sangat tinggi, karena diharapkan setelah menempuh dunai pendidikan masa depan yang cerah serta kesuksesan akan mudah dicapainya. Namun dilain sisi, banyak orang tua murid yang merasa tercekik dengan biaya pendidikan yang mahal, meski begitu mereka tetap mencari tempat pendidikan yang menurutnya berkualitas, sekalipun mahal.

Dengan kondisi biaya pendidikan yang mahal, tentu tak sedikit pula dari orang tua murid yang secara terpaksa mengurungkan niat untuk menyekolahkan anaknya. Alasanya sudah jelas, yakni menganggap sangat mustahil mampu membiayai sekolah. Sekalipun dipaksakan untuk tetap sekolah, hal tersebut dianggap tidak menjamin dapat merubah keadaan.

Bagi golongan masyarakat miskin, pendidikan memang masalah yang sangat dilematis. Di satu sisi kemiskinan yang membuat mereka tidak bisa mengenyam pendidikan sekolah formal. Namun di sisi lain, karena tidak bersekolah juga yang membuat mereka kesulitan untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Bagi mereka, pendidikan itu dianggap sebagai beban karena apriori bahwa pendidikan justru memiskinkan kehidupan mereka. 

Telah kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya diperoleh dari dalam kelas saja. Sebab, pada realitanya, memang sistem pendidikan formal yang diterapkan saat ini sangat menjauhkan dari kondisi dan realita sosial. Bahkan sekolah pun kini hanya menonjolkan kemegahan gedung-gedungnya dan dikomersialkan. 

Dengan demikian, bukankan sudah jelas bahwa untuk menjadi manusia yang pintar dan berpengetahuan tidak mengharuskan melalui jalan masuk ke sekolah formal, bukan?.

Ivan Illich, salah seorang tokoh radikal humanis memiliki karya yang berjudul "Deschooling Society" (Masyarakat Tanpa Sekolah) merupakan bentuk penolakan secara kompehenrensif terhadap sekolah formal. Menurutnya, sekolah formal dianggap tidak mampu memadai bagi perkembangan anak-anak dan kaum muda. Illich meyakini bahwa jika diterapkan konsep masayarakat tanpa sekolah tentu akan menjadikan siswa mendapatkan kebebasan dalam belajar tanpa harus bersusah payah memperolehnya dari masyarakat.

Illich sangat tidak sepakat dan menentang dengan tegas pandangan yang menganggap bahwa pengetahuan dan keterampilan hanya bisa diperoleh dari sekolah formal saja. Sebab, pada kenyataanya sekolah bukanlah satu-satunya lembaga modern yang mampu membentuk pandangan manusia menjadi realita. Lebih ekstrimnya lagi, Illich mengkritik bahwa sekolah jauh lebih memperbudak orang dengan cara yang lebih sistematis, karena hanya sekolah yang dianggap mampu untuk melaksanakan tugas utama pendidikan, yaitu membentuk penilaian yang kritis.

Lebih jauh, Ivan Illich memiliki pandangan bahwa sebuah sistem pendidikan seharusnya memberikan kemudahan dan kesempatan kepada semua orang untuk mendapatkan sumber belajar pada setiap saat. Kemudian, memungkinkan semua orang mentransferkan pengetahuannya kepada orang lain dapat dilakukan dengan mudah. Pun sebaliknya, yakni orang yang ingin mendapatkannya. Sehingga, menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun