Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dengan beragam perguruan tinggi ternama. Di antara banyaknya kampus, ada satu yang memiliki daya tarik unik: Universitas Islam Indonesia (UII). Kampus Islam tertua di Indonesia ini ternyata menyimpan sebuah warisan bersejarah yang jarang dimiliki perguruan tinggi lain, yaitu candi kuno yang berdiri di dalam kawasan kampusnya.
Penemuan Candi yang Mengejutkan
Candi tersebut dikenal dengan nama Candi Kimpulan atau sering disebut juga Candi UII. Keberadaannya baru ditemukan pada tahun 2009, ketika pihak kampus tengah melakukan pembangunan perpustakaan pusat. Saat tanah digali, muncullah struktur batu yang kemudian diteliti oleh arkeolog dan terbukti sebagai bagian dari candi Hindu abad ke-9.
Penemuan ini menjadi kejutan besar, sebab tidak banyak yang menyangka ada peninggalan kuno di dalam area kampus Islam modern. Sejak itu, candi ini dilestarikan dan dijadikan bagian dari identitas UII.
Simbol Harmoni Keberagaman
Candi Kimpulan berdiri anggun di tengah halaman kampus UII. Meski berakar dari tradisi Hindu, keberadaannya dirawat dengan penuh hormat oleh civitas akademika kampus Islam. Hal ini mencerminkan nilai penting: Islam di Nusantara tumbuh dengan menghargai warisan budaya dan sejarah masa lalu.
Mahasiswa, dosen, maupun pengunjung dapat melihat candi ini setiap hari, menjadikannya pengingat nyata bahwa ilmu pengetahuan dan keimanan bisa berjalan beriringan, sambil tetap menjaga harmoni dengan budaya.
Daya Tarik Edukatif dan Spiritual
Bagi mahasiswa UII, Candi Kimpulan bukan hanya peninggalan arkeologi, tetapi juga ruang belajar yang hidup. Banyak kegiatan akademik, penelitian, hingga diskusi kebudayaan terinspirasi dari kehadirannya. Bahkan, keberadaan candi di dalam kampus memberi pengalaman unik: belajar agama, sains, dan teknologi dalam lingkungan yang sekaligus menyimpan jejak sejarah kuno.