Mohon tunggu...
Imran Rusli
Imran Rusli Mohon Tunggu... profesional -

Penulis dan jurnalis sejak 1986

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

I Hate Ahok, Suer!

10 Agustus 2015   16:33 Diperbarui: 10 Agustus 2015   16:33 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok berencana memasang 400 TPE (Terminal Parkir Elektronik) di Jakarta tahun ini. Sial bener, apa belum cukup dia potong habis rezeki gua di Jakarta? Tahun 2013 dia bersama Jokowi bikin rezeki gua hilang dari area parkir di Tanah Abang, sekarang dia mau semua area parkir di Jakarta dipasangi TPE. Rasanya gelas ditangan bisa pecah gua remas, saking gondoknya!

Bayangkan berapa kerugian gua gara-gara hilangnya setoran parkir dari sekian puluh titik di kawasan Tanah Abang? Hanya di Tanah Abang kita bisa pungut ongkos parkir sepeda motor sampai Rp.10.000 per motor per jam tanpa mengundang protes. Gua nggak urus yang didapat dari PKL, aliran duit dari parkir aja udah bikin gua kewalahan ngitungin dan bagi-baginya.

Ahok memang sialan. Tahun 2014 dia utak-atik soal pokir di DPRD DKI. Padahal pokir itu udah tradisi. Organisasi gua dapat banyak dari situ melalui ketua kami yang duduk di DPRD. Memang dia nggak langsung menyikut kami karena mengutak-atik soal pokir itu, tapi dia menyikat rezki kami!

Apa loe? Mau bantah? Sini gua bacok bacot loe. Dasar penjilat Ahok!

Kembali ke parkir, karena ini yang langsung menendang periuk berlian gua, dia bilang potensi parkir Rp 1,8 triliun per tahun di Jakarta, tapi Pemprov DKI cuma dapat Rp 28 milyar selama ini. Sisanya lenyap ke kantong-kantong ormas kayak yang gua pimpin dan celengan babi para oknum aparat mulai dari tingkat RT sampai walikota dan mungkin stafnya di kantor gubernur. Jangan dilupakan aparat kepolisian dan TNI-nya, kami tak tahu bener siapa yang harus dibagi.

Dia bener, emang gitulah caranya kami bisa main dengan aman, kalau nggak pandai-pandai sama mereka mana bisa semua itu kejadian?

Sekarang Ahok mau mengambil semua rezeki kami dan para oknum aparat itu, gua rasa dia memang sakit jiwa. Nggak ada takutnya tu orang, ntar gua beri baru nyaho!

Lihat di Jalan Sabang, biasanya kami cukup lepasin Rp 500 ribu ke kas pemprov, sisanya yang Rp 11,5 – 12 juta ya ke kantong kami dan para oknum aparat itu dong. Begitu juga di Kelapa Gading, biasanya cukup kami lepas Rp 1 juta, yang Rp 49 juta lagi ya buat kami dan para oknum aparat itu lah, kalau tidak mana mungkin kami bisa dugem, minum-minum dan main perempuan tiap malam, emang gampang bikin ormas tanpa dugem, minum-minum dan main wanita? Enak aja!

Kami harus memeprtahankan gaya hidup kami karena itu sudah menjadi way of life dunia ormas, selain konvoy sepeda motor dan mobil secara berkala keliling Jakarta untuk show of force. Belum lagi kalau kami ujuk-ujuk pengen bikin partai, kan perlu banyak duit tuh. Gila emang Si Ahok! Nggak tahudia apa yang dihalanginya.

Kita udah gandeng boss-boss kita di DPRD buat nyingkirin dia dari Jakarta, tapi belum juga ada hasilnya. Geregetan banget gua jadinya, udah gitu banyak pula yang bela dia, sepertinya orang-orang itu udah pada sakit jiwa semua kayak Ahok. Coba bayangin, apa untungnya bela Ahok? Pertama dia etnis minoritas, agamanya juga minoritas, dia juga bukan orang Jakarta, dari kampung sana di Belitung, tapi kok malah dibela?

Musuhnya juga banyak banget, PKL tak ada yang suka sama dia, digusur mulu. PNS juga, memang gaji dan tunjangan mereka dinaikkan, tapi celah untuk bermain ditutup semua. Pejabat apalagi, tiap hari diancam, dikata-katai, dituntut sempurna, bersih jiwa raga. Belum lagi warga di bantaran kali, yang diiming-imingi rusunawa murah tapi akses ke tempat kerja dan transportasinya susah. Kalanga ulama juga dimusuhinya, masa nggak boleh potong hewan qurban di sekolah dan jualan kambing qurban di trotoar? Yang mayoritas harusnya diaminin dong, bukan dilawan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun